SERAYUNEWS– Keluhan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) yaitu tikus makin hari makin menjadi. Akibatnya, beberapa petani terpaksa melakukan penyemaian bibit padi hingga 3 kali semai karena berkali-kali dimangsa tikus.
Sidar, petani padi di Blok Brukah/Sindu Kalibening mengatakan, serangan tikus makin tak terkendali. Sehingga dirinya sudah membuat persemaian bibit padi tiga kali. “Kami bersama petani lainnya siaga 24 jam. Benteng pelindung pembibitan sering dirusak dan terpaksa tiap malam jaga pembibitan agar tikus tidak menyerang,” katanya, Rabu (31/1/2024).
Jika tidak dijaga, kata Sidar, semaian bibit padi bisa habis. Sebab, dalam beberapa menit saja ratusan ekor tikus memangsa semaian itu. Selain itu, tikus mencari makan pada malam hari sehingga banyak petani akhirnya berjaga di petak lahan pembibitan.
“Tikus seakan sudah tahu cara melewati benteng pembibitan. Jika ada petani tidak jaga malam hari, dipastikan akan rusak,” katanya.
Salim, petani lainnya juga mengaku sangat kerepotan karena tikus sangat sporadis saat memangsa bibit padi. “Tikus datangnya rombongan dan ratusan ekor. Kami melihatnya juga takut juga,” katanya. Banyak petani berharap agar dinas terkait dapat memberikan bantuan racun atau mercon tikus agar petani tidak terlambat masa tanam karena berkali-kali membuat persemaian baru.
Petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (PPOPT) Kecamatan Kalibening, Galih Permana mengatakan berdasarkan data hasil pengecekan lapangan, terdapat banyak lubang aktif OPT tikus di tanggul-tanggul sekitar hamparan sawah. Tikus
menyerang pada fase pembibitan pada tanaman padi mulai umur 3 hari setelah tanam (hst) “Apabila tidak dilakukan gropyokan, pengumpanan tikus dan pembersihan lingkungan sekitar lahan, 90 hektar sawah berstatus waspada tikus,” katanya.
Paling parah, kata Galih, serangan tikus berada di areal persawahan yang berada di wilayah Desa Bedana, Sirukun, dan Gununglangit.
Menurut Galih, POPT sudah melaporkan pada Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara serta mengusulkan agar dilakukan tindakan pengendalian berupa gropyokan dan pengumpanan racun tikus serantak. “Kamis sedang mengajuakan sarana dan prasaran kepada dinas termasuk menunggu kesepakatan dengan petani kapan dilaksanakan gropyokan,” katanya.
Menurut Galih, gropyokan dan pengemposan, pengumapanan rodentisida pada lubang – lubang aktif untuk menurunkan bisa menekan populasi tikus. Selain itu, petani juga diminta untuk melakukan pembersihan lingkungan sekitar sawah meliputi galengan dan tanggul tanggul yang digunakan sebagai lubang persembunyian tikus.