SERAYUNEWS– Kolam retensi yang terletak di Jalan Bung Karno, Purwokerto, menjadi tempat yang sedang viral bagi masyarakat Banyumas. Hampir setiap hari kawasan ini ramai dikunjungi masyarakat. Entah sekadar bersantai, memancing, atau hanya untuk berswafoto.
Meskipun, sebenarnya bangunan tersebut dibuat bukan untuk dijadikan destinasi wisata. Saat ini pengerjaan proyek embung ini, juga belum sepenuhnya selesai. Pada bibir kolam belum ada pembatas yang benar benar aman.
Kondisi tersebut dinilai membahayakan keselamatan pengunjung. Terlebih banyak anak-anak yang bermain di kawasan itu. Maka dari itu, Pemkab Banyumas memutuskan menutup sementara kawasan kolam resesi itu, sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kepala Satpol PP Banyumas, Sugeng Amin mengatakan, setelah melakukan Rapat Koordinasi, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Banyumas memutuskan untuk melakukan penutupan terhadap kolam retensi.
Rakor di kantor Satpol PP dihadiri oleh Kodim 0701, Polresta Banyumas, Dinhub, DPU, BBWSSO, Dinporabudpar, Kesbangpol, Camat Purwokerto Barat, Camat Purwokerto Selatan, lurah Pasir Muncang, lurah Kedungwuluh, lurah Tanjung perwakilan pengembang atau kontraktor.
“Pada intinya peserta sepakat untuk ditutup. Penutupan berlaku mulai hari ini hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan,” katanya, Jumat (05/04/2024).
Penutupan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Berdasarkan patroli serta pemantauan oleh tim khusus satpol PP Banyumas, pinggir kolam ditemukan anak anak bermain. Padahal pinggir kolam tidak ada pagar pengaman.
“Juga banyaknya aduan masyarakat melalui Satpol PP terkait keberadaan kolam retensi itu sangat meresahkan,” kata dia.
Amin menjelaskan, sesuai dengan AMDAL yang diajukan oleh DPU, memang untuk kolam retensi saja. Tujuannya untuk menampung air resapan, menampung banjir, atau mungkin dibutuhkan untuk mengaliri kebutuhan air.
“Baik air cuci maupun ada rencana PDAM dimungkinkan kerjasama untuk diolah menjadi air bersih. Di dalam AMDAL tersebut, belum diajukan atau tidak ada izin untuk pariwisata sampai saat ini,” kata dia.
Keberadaan kolam tersebut, dari pengembang baru menyerahkan pekerjaan awal kepada BBWSSO. Belum diserahkan secara mutlak keseluruhan, karena masih ada beberapa pemeliharaan dan penyempurnaan.
“Mereka masih melakukan pemeliharaan selama satu tahun ini. Dimulai bulan februari, pengelolaan murni masih ada di pengembang dan BBWSSO penyerahan tpi belum mutlak keseluruhan,” kata Kasatpol PP.
Lebih lanjut, Amin menyampaikan, ada beberapa pihak yang mulai membuka akses masuk selain pintu utama. Adanya pintu-pintu itu, menjadikan orang bebas masuk dan tanpa pengawasan. Sehingga dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Ternyata sudah ada yang membuka ada 4 pintu. Pintu utama, dan pintu belakang 3. Dibuka banyak orang masuk, terus parkiran juga tidak tahu siapa yang mengelola karena tidak ada rekomendasi dari Dinhub juga selaku tusinya parkir,” kata dia.