Cilacap, serayunews.com
Salah satu petani hidroponik asal Cilacap Utara Nurhidayat menjelaskan, hidroponik adalah suatu metode budidaya tanaman, baik sayur maupun buah. Tanpa menggunakan media tanam tanah, namun yang digunakan berupa rockwool, sekam bakar, hidroton, atau pasir dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.
“Tanaman yang dibudidayakan biasanya, sawi hijau, brokoli, seledri, bayam, cabai, buncis, dan pokcai. Rekomendasi untuk pemula ya, tanam pokcai saja, karena tergolong mudah dan cepat panen, 3 minggu sudah panen,” katanya kepada serayunews.com, Jumat (30/7/2021).
Ia menjelaskan, dalam bertani dengan metode hidroponik, persentase keuntungan mencapai 50 persen dari total pendapatan. Artinya, jika dalam satu kali panen mendapatkan hasil hingga 1 juta rupiah, maka modal yang harus dikeluarkan sekitar 500 ribu rupiah. Itu belum termasuk biaya instalasi hidroponik, yang harganya menyesuaikan ukuran maupun bentuknya.
“Biaya instalasinya minimal 800 ribu, itu untuk ukuran kecil. Tergantung kita mau ukurannya berapa. Lumayan mahal memang, tapi dapat dipakai selamanya,” tuturnya.
Nur menyebutkan, di Cilacap sendiri peluang berjualan sayuran hidroponik masih tinggi. Lantaran petani yang memakai metode ini masih cukup jarang, apalagi dengan sayuran yang tergolong organik permintaannya justru makin banyak. Bahkan setiap ia panen, hanya dipasarkan melalui media sosial dan langsung ludes diborong pelanggan.
“Saya kira sangat besar peluangnya, kalau untuk belajar dari internet pun bisa. Atau datang ke tempat saya di Perumahan BKD Cilacap Utara. Kami terbuka untuk berdiskusi tentang hidroponik,” jelasnya.