SERAYUNEWS – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) resmi ditunjuk sebagai salah satu pengelola bisnis bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia, 26 Februari 2025 lalu.
Langkah ini memperkuat komitmen BSI dalam menjadikan ekonomi syariah, sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Emas menjadi komoditas yang terus berkembang sebagai new game changer di industri perbankan syariah.
Hal ini berdasarkan pada potensi besar, serta peluang pengembangan alternatif bisnis yang memberikan nilai investasi bagi masyarakat.
“BSI jadi salah satu entitas yang menjalankan bisnis bank emas, berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat, dan industri. InsyaAllah juga bagi perekonomian bangsa melalui optimalisasi ekosistem ekonomi syariah,” kata Area Manager Purwokerto, Wahsi Prasodjo, Selasa (18/03/2025).
Peluang pengembangan pasar emas di Indonesia juga sangat besar. Saat ini, permintaan emas per kapita Indonesia masih tergolong rendah di Asia Tenggara, yakni 0,16 gram per orang.
Mengacu pada kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, mencakup sektor hulu hingga hilir.
Jumlah emas dalam bentuk perhiasan dan emas batangan mencapai 321 ton yang merupakan aset potensial untuk dimonetisasi.
Angka ini berpotensi terus meningkat, mengingat Indonesia memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia, setara dengan 2.600 ton.
Selain itu, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara produsen emas global dengan produksi sekitar 100 ton emas pada 2020.
“Melalui usaha bank emas, BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas. Memonetisasi aset emas yang kurang produktif, serta memberikan kemudahan alternatif investasi syariah,” jelas Wahsi.
Inisiatif ini selaras dengan misi BSI, dalam mendukung arahan pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional.
Program ini juga bertujuan untuk mendukung visi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang proyeksinya mencapai 8% pada 2029.
“Kami optimistis bahwa bisnis bank emas atau bullion bank akan menarik minat pelaku industri dari sektor hulu hingga hilirisasi emas. Hilirisasi logam mulia ini dapat meningkatkan nilai tambah bijih emas hingga 10 kali lipat,” pungkas Wahsi.