Banjarnegara, Serayunews.com
Kepala SMKN 1 Bawang Widiastuti mengatakan, pasar dari tubifex ini masih sangat terbuka lebar sebagai pakan ikan, serta banyak metode yang digunakan dalam budidaya cacing sutera ini, termasuk dengan menggunakan metode apartement ini.
“Lomba ini dilaksanakan cukup panjang dan dimulai sejak awal Desember, dan SMKN 1 Bawang berhasil meraih juara 1 untuk budidaya tubifex dan harapan 1 untuk budidaya ikan lele,” katanya.
Sementara itu, Ketua kopetensi keahlian (K3) Agribisnis perikanan SMKN 1 Bawang Hermawan Dewanto mengatakan, budidaya dengan sistem apartement ini sangat sederhana, yakni dengan menggunakan beberapa ember plastik yang disusun pada rak yang sudah disiapkan. Dalam praktik pembuatan budidaya tubifex ini, para siswa memanfaatkan limbah sayur dan pupuk kandang sebagai bahan fermentasi.
“Jadi fermentasinya menggunakan bahan organik, seperti limbah sayur, dedak halus, pupuk kandang, air, serta EM 4,” katanya.
Dikatakannya, dari bahan limbah ini, kemudian dilakukan fermentasi selama 7 hari, setelah itu bahan tersebut dicampur dengan lumpur yang sudah diendapkan dengan perbandingan 4 lumpur dan 1 bahan hasil fermentasi.
“Untuk bibit cacing sutera ini, para siswa mengambil dari alam yang sudah dilakukan karantina, bibit cacing ini kemudian di masukan pada media yang sudah disiapkan,” katanya.
Setelah ditanam, cacing sutera ini sudah dapat dipanen pada usia 40 hingga 45 hari, dan sebagian dari hasil budidaya ini kembali digunakan sebagai bibit, sehingga perkembangbiakan ini dapat terus berjalan.
“Untuk air, kita gunakan sistem hydoponic, sehingga aliran air tetap terjaga kebersihannya. Hal ini dilakukan agar hama lain seperti keong tidak merusak perkembangan cacing sutera, sehingga kualitas tetap terjaga,” ujarnya.