SERAYUNEWS – Ethos Kreatif Indonesia kembali menggelar gathering Intimate Gathering Concert Ethos yang kali ini bertajuk “Terbaik Terbaik”
Gelaran yang berlangsung pada Rabu, 19 Februari 2025 ini berjalan dengan sukses dan disambut antusias oleh siapapun yang hadir.
Acara ini bukan sekadar ajang temu keluarga besar Ethos, melainkan momentum penting untuk meneguhkan peran anak muda sebagai motor penggerak perubahan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dimeriahkan oleh penampilan spektakuler dari Dewa 19 feat Marcello Tahitoe dan Virzha, serta band folk-pop asal Kulon Progo, Guyon Waton, gathering ini sukses memadukan energi kebersamaan dengan hiburan berkualitas.
Namun, di balik sorotan lampu panggung dan riuhnya tepuk tangan, terselip pesan mendalam tentang tanggung jawab generasi muda dalam membangun bangsa.
Dalam sambutannya, Chairman Ethos Kreatif Indonesia, Mukit Hendrayatno menegaskan bahwa gathering ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga ruang refleksi bagi generasi muda untuk mengambil peran nyata dalam masyarakat.
“Anak-anak muda yang saya banggakan, kita tahu bahwa akhir-akhir ini, tidak mudah menjadi generasi Z, tidak mudah menjadi generasi X, kenapa begitu? Karena sektor formal dan sektor informal kita, lapangan kerja Indonesia tidak mudah.” ucapnya.
“Ada hampir jutaan anak-anak muda yang menganggur karena tidak punya lapangan kerja. Ada sekian banyak anak-anak muda yang terjebak judi online. Ada banyak anak muda Indonesia yang bingung tidak punya karya,” lanjutnya.
Ia kemudian mengingatkan bahwa tidak semua generasi muda memiliki kesempatan emas seperti yang dimiliki anggota Ethos Kreatif Indonesia.
“Kita di sini dimuliakan oleh Allah SWT, menjadi bagian penting proses karya cipta, proses kreatif. Dari mulai susu kambing, dari mulai madu dan lain sebagainya,” tambahnya.
Mukit juga mengungkapkan pencapaian luar biasa Ethos Kreatif Indonesia yang telah berhasil memberdayakan ribuan anak muda dan pelaku usaha lokal.
Hingga saat ini, ekosistem Ethos melibatkan lebih dari 4.000 anak muda, 15.000 petani dan peternak, serta mendistribusikan produk hingga mencapai 2 juta pcs per bulan.
Tidak hanya itu, Amal Bunda juga secara rutin memberikan manfaat kepada lebih dari 20.000 penerima manfaat setiap bulannya.
“Tidak kurang dari empat ribu anak-anak muda tergabung dalam ekosistem kita, tidak kurang dari lima belas ribu petani dan peternak yang tergabung dalam Ethos Kreatif Indonesia dan partner, dan tidak kurang setiap bulannya, dua puluh ribu penerima manfaat dari kegiatan sosial Amal Bunda,” katanya.
“Jadi total dua puluh lima ribu yang sekarang sudah tergabung dan makan semuanya karena kerja keras anak-anak muda seperti kalian semua,” ucap Mukit sembari disambut tepuk tangan meriah dari peserta gathering.
Namun, Mukit menegaskan bahwa tujuan utama Ethos bukan hanya tentang keuntungan finansial.
“Tetapi jangan berhenti cuma cari duit, juga harus berniat bahwa kita berkumpul di sini membangun amal jariyah bareng,” ujarnya.
Pasalnya, kata dia, dari suatu usaha, maka bakal banyak orang terbantu, banyak perut yang kenyang, dan ibadah pun jadi lebih khusyuk.
Mukit juga menyoroti pentingnya membangun dan memperkuat ekonomi lokal.
Ia mengingatkan bahwa seluruh produk Ethos merupakan hasil karya lokal yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat.
“Temen-temen semua, kita adalah ekonomi lokal, kalau produk kita 100 persen produk lokal,” jelasnya.
Dalam pesannya, Mukit juga mengajak seluruh peserta untuk tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan.
“Kalau kita mengalami kepahitan-kepahitan, atau kesulitan, itu kita harus terus berjuang dan meneruskan perjuangan,” tegasnya.
Ia kemudian mengajak seluruh keluarga besar Ethos untuk terus menjaga solidaritas dan semangat gotong royong.
“Saya meminta waktu kepada teman-teman semua karena sangat jarang seluruh entitas kita, dari a ke z kumpul di waktu yang sama,” kata dia.
Kini diketahui bahwa gathering “Terbaik Terbaik” Ethos 2025 bukan sekadar pangguna musik dan hiburan, tapi juga panggilan bagi anak muda untuk menjadi agen perubahan.
Pesan Mukit Hendrayatno menjadi pengingat bahwa di balik setiap keberhasilan Ethos, ada semangat kolaborasi serta tekad perjuangan dari anak bangsa.***