Pada Agustus 2022, Banyumas alami deflasi hingga -0.44 persen. Hal itu terpapar dalam rapat yang dihadiri oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein, serta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Banyumas, Bapeda dan BPS Kabupaten Banyumas, di Ruang Joko Kahiman, Pemkab Banyumas, Kamis (15/9/2022).
Purwokerto, serayunews.com
Deputi Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Mursidi menjelaskan, komoditas penyumbang deflasi paling utama yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Dengan komoditas penyumbang deflasi tertinggi, pada bawang merah sebesar -0.20%, minyak goreng -0.15%. Kemudian, cabai merah -0.14%, cabai rawit -0.10% dan baja ringan sebesar -0.06%.
“Berdasarkan data Inflasi bulanan 2022, beberapa komoditas seperti minyak goreng, cabai merah, telur ayam ras, beras, daging ayam ras, bawang merah, dan rokok kretek filter, tergolong menjadi komoditas dengan risiko tinggi. Tiga komoditas dengan risiko tertinggi adalah cabai merah menyumbang inflasi sebesar 0.42%. Lalu bawang merah dan rokok kretek sebesar 0.32%. Komoditas-komoditas ini, perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka pengendalian inflasi ke depan,” ujar dia.
Sebagai langkah pencegahan terhadap inflasi tinggi di Kabupaten Banyumas, Bupati Banyumas, Achmad Husein meminta kepada para OPD untuk segera melakukan pencegahan.
“Kami berharap di Purwokerto tingkat inflasinya lebih rendah dari rata-rata nasional,” kata dia.