SERAYUNEWS – Bagi masyarakat Jawa, Suro menjadi bulan pertama untuk mengawali tahun baru dalam sistem kalender Jawa-Islam.
Adapun 12 bulan dalam Kalender Jawa, yakni Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Syawal, Dulkangidah, dan Besar.
Namun, dalam prosesnya, bulan Suro kerap dianggap keramat. Mengapa hal tersebut terjadi? Bagi Anda yang ingin menemukan jawabannya, simak artikel ini sampai akhir.
Selain keramat, masyarakat juga masih percaya bahwa malam satu Suro sangat mistis. Jadi, ada larangan keluar rumah.
Pasalnya, pada malam satu Suro, banyak masyarakat percaya ada sejumlah makhluk gaib yang akan berkeliaran. Bahkan, konon makhluk itu berhamburan di malam tersebut.
Oleh karena itu, malam satu Suro identik dengan hal mistis. Pada malam tersebut, banyak orang yang berpendapat sebagai momen yang angker.
Usut punya usut, rupanya terdapat sejumlah alasan mengapa bulan Suro dianggap keramat. Bagi Anda yang penasaran, simak ulasan berikut ini.
Dalam kalender Islam, bulan Suro bertepatan langsung dengan bulan Muharram. Pada momen tersebut, banyak amalan wajib.
Bahkan, ketika melakukan amalan tersebut, Allah akan memuliakan Anda. Selain Muharam, ada pula bulan lain yang dimuliakan, yakni Rajab, Dzulqaidah, dan Dzulhijjah.
Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro sangat berhubungan erat dengan Penguasa Laut Selatan, yakni Ratu Kidul. Jadi, tidak mengherankan jika pada malam tersebut, banyak tradisi.
Bahkan, ada juga yang menggelar upacara dengan melarung barang-barang berharga dan sesajen ke laut. Biasanya, orang-orang melakukannya di Parangkusumo.
Sebagai informasi, melarung menjadi simbol untuk memberikan ucapan terima kasih kepada Ratu Kidul. Konon, dia sudah menjaga laut dan masyarakat bisa cari nafkah.
Malam satu Suro menjadi salah satu peralihan menuju tahun baru, sehingga banyak masyarakat Jawa yang menganggapnya begitu sakral.
Oleh karena itu, saat malam satu Suro, banyak masyarakat Jawa yang melakukan ritual mensucikan diri. Hal itu agar bersih saat masuk tahun baru.
Ritual saat malam satu Suro memang sudah turun temurun. Ada berbagai jenis ritual pada malam tersebut.
Misalnya, introspeksi diri, tidak tidur semalam suntuk, berendam di sungai besar atau sumber air, sampai membersihkan keris.
Umumnya, tradisi ini berlangsung di sekitar Mataram, seperti Solo dan Yogyakarta. Bahkan, itu menyebar sampai Cirebon dan Madura.
Itulah alasan mengapa bulan Suro kerap dianggap sangat keramat. Semoga informasi ini bermanfaat.*** (Umi Uswatun Hasanah)