SERAYUNEWS-Inovasi tanpa henti terus dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Klampok, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Tak hanya sukses mengembangkan usaha budidaya burung puyuh, BUMDes ini juga mulai mengelola sampah menjadi sumber ekonomi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ketua BUMDes Klampok, Agus Sutikno, menjelaskan bahwa usaha budidaya burung puyuh menjadi salah satu program unggulan yang kini memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan asli desa (PADes).
“Budidaya puyuh ini tidak memerlukan lahan luas dan modal besar, tetapi hasilnya cukup menjanjikan. Selain itu, permintaan telur puyuh di pasaran terus meningkat, sehingga prospek usahanya stabil,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).
Pada tahap awal, BUMDes Klampok mengelola sekitar 2.500 ekor burung puyuh dengan produksi rata-rata mencapai 24 kilogram telur per hari, atau sekitar 95 persen dari kapasitas produksi ideal.
Kini, pihaknya tengah memasuki tahap kedua pengembangan dengan menambah 1.800 ekor burung puyuh berusia 46 hari, yang saat ini mampu menghasilkan sekitar 12 kilogram telur per hari atau 60 persen dari kapasitas maksimal.
Dalam hal pemasaran, Agus mengaku tidak menemui kendala berarti. Telur-telur hasil produksi BUMDes langsung diserap pedagang dan juga dijual secara eceran dengan harga kompetitif, yakni Rp27.500 per kilogram, lebih murah dibandingkan harga pasar tradisional.
Namun, keunggulan BUMDes Klampok tak berhenti di situ. Mereka juga mengoptimalkan limbah peternakan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi.
“Selain telur, kotoran burung puyuh kami manfaatkan sebagai media budidaya kutu air dan cacing sutra. Jadi, seluruh hasil dari kegiatan budidaya ini bisa memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Klampok, Agus Supriyono, mengatakan bahwa BUMDes Klampok kini berfokus pada program ketahanan pangan melalui beragam inovasi, seperti budidaya burung puyuh, budidaya ikan mujair, pengolahan sampah, serta budidaya magot sebagai pakan ternak.
Menurutnya, langkah ini tidak hanya memperkuat perekonomian desa tetapi juga mendukung konsep ekonomi sirkular di tingkat lokal, di mana setiap limbah diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai.
“Dengan pengembangan usaha ini, kami berharap dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Klampok secara berkelanjutan,” katanya.