Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman, usai gelar rapat koordinasi di Ruang Jalabumi Cilacap bersama Tim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jumat (26/02/2021).
Setelah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pemkab Cilacap memiliki pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Bengawan Donan.
“Kami mendorong Kementerian Marvest (Kemaritiman dan Investasi) untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lintas sektoral Kementerian. Sehingga kemarin sudah di lihat survey lapangan eksistingnya Bengawan Donan seperti apa, permasalahan riilnya juga seperti apa,” ujar Wabup.
Menurutnya, Pemkab Cilacap mendorong pengembangan Kawasan Donan untuk menunjang pembangunan pengembangan RDMP, perluasan kilang pertamian RU IV Cilacap sebagai industri energi terbesar di Asia Tenggara.
“Kita dorong pengembangan Kawasan Donan agar nyambung dengan pengembangan RDMP. Sebagai pengembangan industri energi terbesar di Asia Tenggara, nanti turunannya banyak, karena Kawasan Industri Cilacap (KIC) sekarang kawasannya sudah habis, sehingga kita butuh persiapkan lahannya,” kata Syamsul.
Sesuai hasil survey lapangan, oleh Tim Kemenko Bidang Marvest diketahui Kawasan Industri Donan saat ini seluas 800 hektar, diusulkan pengembangan menjadi 4.000 hektar. Sedangkan dalam 4.000 hektar tersebut terdapat kawasan hutan (Kawasan Kutawaru) yang telah dilakukan deline asi sebagai kawasan strategis Pancangsanak yang merupakan kawasan konservasi, pertahanan dan keamanan.
Selain itu, Kawasan Kutawaru disusulkan sebagai Kawasan Industri Bengawan Donan dengan mengusulkan perubahan status lahan. Yakni, dari kawasan hutan menjadi kawasan non-hutan (kawasan budidaya) melalui pengusulan yang dituangkan dalam penyusunan Prepres Kawasan Strategis Nasional.
Pemkab Cilacap mengusulkan fungsi kawasan hutan kutawaru untuk ditukar guling dengan kawasan di sekitar Kampunglaut. Pengembangan Kawasan Industri Bengawan Donan, akan melibatkan kementerian dan pihak terkait seperti KLHK, ATR BPN, Bappenas, Kemenkumham dan Pemprov Jateng.
Sementara itu, Tim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Dirhansyah Conbul menjelaskan, pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut agar rencana investasi maupun pengembangan potensi yang ada bisa berjalan dengan semestinya.
“Kunjungan kami hanya tinjauan lapangan dulu, belum bisa mengambil keputusan. Segala fakta-fakta di lapangan, kita akan diskusikan ke pimpinan. Kalau dilihat secara potensi memang bagus, namun kita menghindari jangan sampai ada regulasi yang kita tabrak,” jelasnya.