Banjarnegara, serayunews.com
Saat melakukan pemeriksaan secara acak di sejumlah lokasi, petugas masih menemukan adanya cacing hati pada hewan kurban. Jika kondisinya parah, maka petugas meminta panitia untuk mengubur hati tersebut agar tidak menimbulkan penyakit.
Kepala Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara Totok Setya Winarna mengatakan, sebelumnya dinas telah menyebar petugas ke sejumlah tempat yang menggelar pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Meski tidak sebanyak tahun lalu, petugas masih menemukan adanya cacing hati pada hewan kurban di Banjarnegara.
“Petugas masih menemukan cacing hati pada hewan kurban baik sapi, kalau kondisinya parah, kami meminta untuk dikubur, hal ini dilakukan agar tidak menyebar penyakitnya,” katanya.
Menurutnya, jeroan yang telah terinfeksi cacing hati akan berdampak buruk pada kesehatan jika dimakan. Karenanya tidak boleh diberikan kepada masyarakat. Prosesnya hati yang mengandung cacing hati dipisahkan dan dibuang dengan cara dikubur.
Dia pun meminta kepada masyarakat agar lebih hati-hati saat memasak hewan kurban, terutama organ hati. Sebab, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya, masih ditemukan pada organ hati hewan kurban penyakit cacing hati. Selain itu paru paru hewan kurban yang berpenyakit pneumonia.
“Sebenarnya, jika tidak parah masih bisa dikonsumsi dengan cara dipilih dan diolah dengan benar, namun sebaiknya apabila sudah jelas ditemukan cacing, jangan dikonsumsi. Dibuang atau ditimbun. Karena meski dimasak dengan suhu tinggi tetap tidak mati,” katanya.
Saran untuk dikubur pada hati yang ditemukan cacing karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan cacing hati di organ hewan kurban. Efek mengonsumsi cacing hati, awalnya tidak terasa apa-apa. Namun, lambat laun bisa membuat orang tersebut pusing dan mual-mual. Biasanya cacing hati ini berasal dari pakan rumput yang tertempel cacing dan dimakan oleh hewan tersebut.