SERAYUNEWS – Langit Indonesia pada Oktober 2025 akan kembali menampilkan pertunjukan alam yang memukau: hujan meteor Orionid. Simak cara melihat fenomena tersebut.
Pasalnya, fenomena ini menjadi salah satu momen paling dinanti setiap tahun karena berasal dari sisa debu Komet Halley, komet legendaris yang melintas dekat Bumi setiap 76 tahun sekali.
Berdasarkan prediksi astronomi, puncak hujan meteor Orionid akan terjadi pada Selasa, 21 Oktober 2025, sekitar pukul 19.00 WIB.
Ini adalah waktu ketika Bumi berada tepat di jalur orbit yang ditinggalkan oleh Komet Halley.
Saat debu-debu kecil dari komet tersebut masuk ke atmosfer Bumi, partikel itu terbakar dan menimbulkan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai meteor.
Fenomena ini bisa menjadi tontonan langit yang menakjubkan. Dalam kondisi ideal, pengamat dapat melihat sekitar 15–20 meteor per jam, bahkan lebih jika langit benar-benar gelap tanpa gangguan cahaya buatan.
Menurut keterangan National Aeronautics and Space Administration (NASA), hujan meteor Orionid dikenal sebagai salah satu yang paling cepat.
Meteor-meteornya melaju dengan kecepatan tinggi, mencapai sekitar 66 kilometer per detik, atau sekitar 238.000 kilometer per jam ketika memasuki atmosfer Bumi.
Nama “Orionid” diambil dari rasi bintang Orion, karena arah datangnya meteor seolah-olah berasal dari titik di rasi tersebut.
Namun, Anda tidak perlu menatap langsung ke rasi Orion untuk melihatnya.
Meteor Orionid dapat muncul dari berbagai penjuru langit, terutama ketika malam mencapai titik tergelap antara tengah malam hingga menjelang fajar.
Hujan meteor Orionid berlangsung cukup lama, mulai 2 Oktober hingga 7 November 2025.
Namun, puncak aktivitasnya diprediksi terjadi antara malam 20 hingga 22 Oktober, dengan intensitas tertinggi pada malam 21 Oktober.
Untuk wilayah Indonesia, waktu terbaik untuk menikmati fenomena ini adalah setelah tengah malam hingga dini hari, ketika langit sudah benar-benar gelap dan rasi Orion mulai tampak di arah timur.
Agar pengalaman Anda maksimal, pilih lokasi yang jauh dari polusi cahaya, seperti area pegunungan, pantai, atau pedesaan.
Tempat yang sepi dari lampu kota membuat mata lebih mudah beradaptasi dan meningkatkan peluang Anda menyaksikan meteor dengan jelas.
Berikan waktu sekitar 20 menit bagi mata Anda untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan. Hindari menatap layar ponsel atau sumber cahaya terang selama proses ini.
Tahun 2025 menjadi waktu yang ideal untuk mengamati Orionid karena puncaknya bertepatan dengan fase bulan baru.
Artinya, cahaya bulan tidak akan mengganggu pandangan ke langit.
Meski begitu, cuaca tetap menjadi faktor penting. Awan rendah, kabut, atau badai petir dapat mengganggu pengamatan di beberapa wilayah.
Jika Anda tinggal di daerah dengan cuaca tidak menentu, sebaiknya pantau prakiraan cuaca lokal sebelum melakukan observasi.
Fenomena ini tidak membutuhkan alat bantu seperti teleskop atau teropong.
Justru, pengamatan dengan mata telanjangsering kali lebih memuaskan karena meteor bisa muncul tiba-tiba dari berbagai arah.
Agar Anda tak melewatkan momen spektakuler ini, berikut beberapa tips praktis untuk menikmati hujan meteor Orionid tahun 2025:
Keistimewaan Orionid bukan hanya karena asalnya dari Komet Halley, tetapi juga karena cahaya meteornya yang cepat, terang, dan sering meninggalkan jejak cahaya panjang di langit.
Beberapa meteor bahkan tampak seperti “bintang jatuh” yang berkilau intens selama beberapa detik.
Selain itu, fenomena ini menjadi pengingat bahwa alam semesta terus bergerak dalam siklus yang teratur.
Partikel yang terbakar di langit malam ini sejatinya adalah sisa-sisa benda langit yang melintasi tata surya sejak ribuan tahun lalu.
Menikmati hujan meteor juga bisa menjadi cara sederhana untuk menghargai keindahan sains dan alam, tanpa perlu peralatan mahal atau pengetahuan astronomi mendalam.***