SERAYUNEWS- Setiap tanggal 20 Juni, dunia memperingati Hari Pengungsi Sedunia (World Refugee Day) sebagai bentuk penghormatan terhadap jutaan orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik, kekerasan, atau bencana.
Peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momen penting untuk menggugah kesadaran publik, memperkuat solidaritas global, dan mendorong aksi nyata dalam membantu para pengungsi.
Di tahun 2025 ini, Hari Pengungsi Sedunia kembali menjadi ajakan untuk melihat lebih dekat realita mereka yang hidup dalam keterbatasan, namun tetap berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Hari Pengungsi Sedunia bermakna sebagai momen untuk menghormati ketabahan dan keberanian para pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik, kekerasan, atau bencana.
Peringatan ini mengingatkan dunia akan pentingnya solidaritas, empati, dan perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia, tanpa memandang asal-usul atau status kewarganegaraan.
Hari ini juga menjadi ajakan global untuk memperkuat dukungan terhadap upaya kemanusiaan dan memastikan bahwa para pengungsi tetap memiliki harapan akan masa depan yang aman dan layak.
Salah satu cara memperingati Hari Pengungsi Sedunia adalah dengan menyelenggarakan seminar, diskusi publik, atau talkshow yang menghadirkan narasumber dari kalangan pengungsi, pegiat kemanusiaan, hingga perwakilan lembaga internasional.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang kondisi pengungsi serta tantangan yang mereka hadapi setiap harinya.
Di sekolah maupun kampus, guru dan dosen juga dapat mengangkat tema ini dalam pelajaran atau tugas proyek siswa.
Pengungsi di berbagai belahan dunia sangat membutuhkan bantuan, baik berupa makanan, tempat tinggal, obat-obatan, maupun akses pendidikan.
Oleh karena itu, penggalangan dana atau aksi sosial seperti donasi pakaian layak pakai, penyediaan makanan siap saji, dan bantuan kebutuhan dasar bisa menjadi bentuk kepedulian nyata.
Kegiatan ini dapat diinisiasi oleh komunitas, organisasi mahasiswa, atau lembaga sosial, dan hasilnya disalurkan melalui lembaga resmi seperti UNHCR atau PMI.
Kekuatan media sosial tidak bisa diremehkan. Hari Pengungsi Sedunia bisa dijadikan momentum untuk menggaungkan kampanye kemanusiaan melalui platform digital seperti Instagram, Twitter, TikTok, hingga YouTube.
Konten yang diunggah bisa berupa video pendek tentang kisah inspiratif pengungsi, poster informasi, hingga ajakan donasi.
Hashtag seperti #WorldRefugeeDay, #StandWithRefugees, atau #HariPengungsi2025 bisa membantu menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran publik.
Pemutaran film atau dokumenter yang mengangkat kisah para pengungsi juga bisa menjadi cara menyentuh sisi emosional masyarakat.
Film seperti The Swimmers, For Sama, atau Human Flow memberikan gambaran kuat tentang krisis kemanusiaan yang dihadapi pengungsi.
Setelah menonton, bisa dilanjutkan dengan sesi diskusi atau refleksi bersama untuk memperdalam pemahaman dan membangun empati.
Sebagai bentuk solidaritas spiritual, doa bersama lintas agama juga dapat dilakukan untuk mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi para pengungsi di seluruh dunia.
Kegiatan ini memperkuat nilai kemanusiaan dan menunjukkan bahwa empati tidak mengenal batas agama atau budaya.
Demikian informasi tentang contoh cara memperingati Hari Pengungsi Sedunia 2025.***