SERAYUNEWS – Dalam tradisi Jawa, pernikahan bukan hanya sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga dianggap sebagai momen sakral yang melibatkan perhitungan spiritual.
Menurut Primbon Jawa, ada cara khusus untuk menentukan hari baik pernikahan yang diharapkan dapat membawa kebahagiaan, kesejahteraan, dan keharmonisan bagi pasangan.
Kabar baiknya, redaksi akan menyajikan deretan langkah untuk menentukan hari baik pernikahan menurut Primbon Jawa. Apa saja? Yuk, simak artikel ini sampai akhir.
Pernikahan adalah acara yang melibatkan banyak pihak, termasuk keluarga besar. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan keluarga kedua belah pihak sebelum menentukan tanggal pernikahan.
Diskusikan apakah ada tradisi atau kebiasaan tertentu dalam keluarga yang perlu diperhatikan saat menentukan tanggal pernikahan.
Setelah menemukan beberapa tanggal yang diinginkan, langkah selanjutnya adalah memeriksa ketersediaan tempat pernikahan yang diinginkan.
Jika tempat tersebut populer, maka pemesanan tempat harus dilakukan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan.
Jika pernikahan akan dilakukan di luar ruangan, pertimbangkan faktor cuaca dan musim. Musim hujan atau cuaca yang tidak menentu dapat mengganggu jalannya acara.
Oleh karena itu, pilihlah tanggal yang memiliki kemungkinan cuaca cerah atau sediakan opsi alternatif jika cuaca tidak mendukung.
Pilih tanggal yang tidak berbenturan dengan kegiatan penting lain, baik dari pihak pengantin maupun keluarga.
Pastikan bahwa tanggal pernikahan yang dipilih memungkinkan semua pihak yang penting, seperti keluarga dan sahabat dekat, untuk hadir.
Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi kalender modern untuk memilih tanggal pernikahan yang ideal.
Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur untuk melihat hari-hari yang baik berdasarkan perhitungan tradisional atau astrologi, yang dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui weton atau hari kelahiran dari kedua calon pengantin.
Weton merupakan kombinasi antara hari dan pasaran Jawa. Dalam kalender Jawa, hari terdiri dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, sedangkan pasaran terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing.
Setiap hari dan pasaran memiliki angka atau nilai neptu yang nantinya digunakan untuk perhitungan. Berikut adalah nilai neptu dari masing-masing hari dan pasaran:
Sedangkan nilai neptu dari pasaran adalah:
Misalnya, calon pengantin lahir pada Senin Pon dan calon lainnya lahir pada Kamis Legi. Maka, weton mereka adalah Senin Pon (neptu 4 + 7 = 11) dan Kamis Legi (neptu 8 + 5 = 13).
Setelah mengetahui neptu masing-masing calon pengantin, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan kedua neptu tersebut. Jumlah neptu ini nantinya digunakan untuk menghitung kecocokan jodoh dan mencari hari baik pernikahan.
Misalnya, calon pengantin pertama memiliki neptu 11 (Senin Pon), dan calon pengantin kedua memiliki neptu 13 (Kamis Legi). Maka, jumlah neptunya adalah 11 + 13 = 24.
Dalam Primbon Jawa, ada cara khusus untuk menghitung kecocokan jodoh berdasarkan jumlah neptu yang telah dihitung.
Biasanya, jumlah neptu ini dibandingkan dengan beberapa kategori yang dianggap penting dalam perhitungan jodoh, seperti kecocokan watak, kesejahteraan, dan kebahagiaan rumah tangga.
Misalnya, dalam perhitungan jodoh Primbon Jawa, ada nilai-nilai tertentu yang dianggap membawa pengaruh baik atau buruk dalam kehidupan pernikahan.
Jika jumlah neptu berada dalam kategori yang baik, maka pernikahan dianggap akan membawa keberuntungan.
Sebaliknya, jika berada dalam kategori kurang baik, maka disarankan untuk mencari solusi spiritual atau menyesuaikan hari baik untuk mengurangi potensi hambatan.
Setelah menentukan kecocokan jodoh, langkah berikutnya adalah mencari hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
Dalam Primbon Jawa, tidak semua hari dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. Hari yang dipilih sebaiknya membawa keberkahan dan menghindarkan dari kesialan.
Cara menentukan hari baik pernikahan adalah dengan mencocokkan jumlah neptu dengan kalender Jawa.
Umumnya, hari baik dalam kalender Jawa disarankan untuk tidak jatuh pada hari yang dianggap kurang baik, seperti hari Sabtu Kliwon atau Selasa Wage, yang diyakini membawa pengaruh negatif.
Selain itu, hari-hari tertentu seperti Jumat Legi dan Kamis Pon sering dianggap sebagai hari yang baik dan membawa keberuntungan bagi pasangan yang menikah.
Sebagai tambahan, hari pernikahan juga sering kali disesuaikan dengan bulan Jawa yang dianggap membawa keberkahan, seperti bulan Ruwah (bulan ke-8) yang diyakini sebagai bulan penuh berkah.
Demikian cara menentukan hari baik pernikahan ala Primbon Jawa yang dapat Anda lakukan dengan mudah. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***