SERAYUNEWS – Hoarding Disorder atau gangguan penimbunan adalah kondisi psikologis yang membuat penderitanya sulit untuk membuang suatu barang, bahkan jika barang tersebut sudah rusak atau tidak berguna lagi.
Kebiasaan menimbun barang bekas ini sering kali terabaikan karena muncul secara bertahap dan bisa berdampak serius pada kualitas hidup, lingkungan rumah, dan hubungan sosial.
Dalam artikel ini, kami akan membahas berbagai metode untuk mengatasi dan menyembuhkan hoarding disorder termasuk terapi, dukungan lingkungan, dan perubahan pola pikir.
Hoarding Disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesulitan membuang atau melepaskan barang, sehingga rumah atau ruang hidup menjadi terlalu penuh dan berantakan.
Hal ini tidak hanya mengganggu fungsi rumah, tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan, seperti kebakaran atau kecelakaan akibat akses yang terhalang.
Penyebab hoarding disorder tidak selalu jelas dan biasanya merupakan hasil interaksi antara faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup.
Beberapa faktor yang dapat berkontribusi antara lain di bawah ini.
– Riwayat trauma atau kehilangan: Pengalaman traumatis bisa menjadi penyebab seseorang menilai barang sebagai pengingat akan seseorang.
– Faktor keluarga: Kebiasaan menimbun yang diturunkan atau dipelajari dari kebiasaan di lingkungan keluarga.
– Kondisi mental lainnya: Seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Menyembuhkan hoarding disorder merupakan proses yang panjang dan membutuhkan pendekatan multidisipliner. Berikut adalah beberapa metodenya.
1. Terapi Psikologis
CBT merupakan terapi yang banyak direkomendasikan untuk mengatasi hoarding disorder.
Terapi ini membantu penderita mengenali pola pikir negatif yang menyebabkan keinginan menimbun barang dan menggantinya dengan cara berpikir lebih sehat.
Kemudian, ini juga membantu membangun keterampilan pengambilan keputusan dan mengelola kecemasan.
Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong penderita hoarding disorder untuk melakukan perubahan dengan meningkatkan kesadaran tentang dampak negatifnya.
Terapi ini seringkali melibatkan sesi konseling secara rutin dengan psikolog.
2. Pendekatan Medis
Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan seperti antidepresan atau obat anti-kecemasan dapat membantu mengurangi gejala yang menyertai gangguan penimbunan.
Penggunaan obat biasanya dikombinasikan dengan terapi psikologis untuk hasil yang lebih optimal. Diskusikan dengan profesional medis untuk menentukan pendekatan yang tepat.
3. Dukungan Keluarga dan Lingkungan Sekitar
Keluarga dan teman dekat dapat berperan penting dalam memberikan dukungan emosional dengan cara memahami kondisi ini agar penderita merasa tidak dihakimi.
4. Pendekatan Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Membuat rencana untuk membersihkan rumah secara bertahap dapat membantu mengurangi rasa kewalahan.
Mulailah dengan area kecil dan tetapkan tujuan yang pasti. Mengatur jadwal pembersihan secara rutin dapat membantu menciptakan kebiasaan baru.
Memanfaatkan jasa profesional seperti organizer atau konsultan kebersihan rumah bisa menjadi langkah efektif.
Mereka dapat memberikan saran praktis tentang cara mengatur ruang agar lebih fungsional dan nyaman.
Beberapa gejala hoarding disorder antara lain sebagai berikut.
– Kesulitan membuang barang: Bahkan jika barang tersebut tidak diperlukan lagi.
– Kekacauan ruang hidup: Ruang menjadi sempit dan sulit untuk digunakan secara normal.
– Kecemasan berlebih: Rasa takut kehilangan barang atau kenangan yang terkait dengan barang tersebut.
– Dampak sosial: Isolasi dan konflik dengan keluarga atau lingkungan sekitar.
Kondisi ini dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental.
Ruang yang penuh dengan barang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan stres baik bagi penderita maupun orang-orang di sekitarnya.
Mengatasi hoarding disorder bukanlah hal yang mudah, namun dengan pendekatan yang tepat, dukungan profesional, dan bantuan dari keluarga, perubahan positif dapat dicapai.
Terapi psikologis, pendekatan medis, serta dukungan sosial dan praktis merupakan komponen penting dalam proses penyembuhan.
Dengan kesabaran dan komitmen, penderita hoarding disorder dapat belajar mengelola kebiasaan menimbun dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan teratur..