
SERAYUNEWS – Cartoon Village Purbalingga menarik perhatian sebagai galeri lukisan terpanjang di Indonesia yang membentang sepanjang 350 meter.
Destinasi wisata seni ini terletak di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga. Bupati Fahmi M Hanif telah meresmikannya pada November 2025.
Inisiatif ini lahir dari kreativitas dan swadaya masyarakat selama hampir lima tahun. Kini, desa tersebut menjadi pusat seni rupa nasional dengan fokus pada lukisan kartun bertema tradisi dan budaya lokal.
Desa seni ini tidak hanya menjadi tempat pameran lukisan, tetapi juga ruang hidup yang memadukan seni dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari warga.
Lukisan-lukisan yang menghiasi rumah-rumah penduduk merupakan karya dari para perupa lokal seperti Budija, Aprianto, dan Darmawan.
Mereka mengangkat cerita budaya Jawa dan Indonesia secara estetis dan menarik untuk dinikmati.
Hal ini menjadikan Cartoon Village sebuah ikon baru pembangunan seni berbasis partisipasi masyarakat yang membawa nilai pendidikan dan wisata.
Cartoon Village Direja menampilkan galeri lukisan kartun yang membentang hingga 350 meter dengan ratusan karya seni di dinding rumah warga.
Proyek ini bermula dengan pengembangan Kie Art Cartoon School. Ini adalah sekolah kartun sederhana di bekas kandang ayam yang kemudian melahirkan berbagai komunitas seni di desa tersebut.
Galeri ini memuat kartun bertemakan tradisi, kesenian, dan budaya leluhur yang memuat pesan moral dan sejarah yang kuat bagi generasi muda.
Keberadaan galeri unik ini memberi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin menikmati seni mural sekaligus mengenal cerita dan budaya tradisional secara visual.
Ketika berkunjung, pengunjung dapat menikmati suasana desa yang hidup dan kreatif. Hal ini menghadirkan pengalaman seni tidak hanya sebagai objek statistik, tetapi bagian dari budaya masyarakat setempat.
Desa Sidareja yang sebelumnya termasuk desa tertinggal kini bertransformasi menjadi desa wisata dengan status desa kartun pertama di Indonesia.
Perubahan ini terjadi berkat para penggerak seni seperti Slamet Santosa dan Gita Yohanna Thomdean. Mereka mendirikan Kie Art Cartoon School pada tahun 2020.
Mereka menggagas gerakan seni yang melibatkan pemuda setempat melalui kelompok seni seperti Kie Kartun Ageng Alit, Kie Karawitan, Kie Wayang, dan lainnya.
Partisipasi aktif warga dalam mendekorasi rumah mereka dengan lukisan kartun yang mencerminkan semangat gotong royong dan pelestarian budaya lokal yang kental.
Desa seni ini bukan hanya destinasi wisata tetapi juga laboratorium hidup untuk pengembangan seni budaya dan pembelajaran anak-anak serta pemuda.
Hal ini menjadikannya model desa kreatif yang mendukung ekonomi dan pariwisata berbasis budaya.***