SERAYUNEWS– Sebanyak 300 orang guru berstatus Guru Tidak Tetap (GTT) yang ada di Kabupaten Purbalingga tahun ini akan diangkat menjadi guru berstatus Pegawai Tidak Tetap dengan Perjanjian Kerja (P3K). Kebijakan itu diambil untuk mengatasi persoalan kekurangan guru.
“Kita memang kekurangan guru. Oleh karena itu akan diupayakan pengangkatan guru GTT menjadi guru P3K,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi, Jumat (8/3/2024).
Disampaikan, sebenarnya saat ini ada 691 GTT. Namun setelah dilakukan seleksi yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PTT, ada 580 guru. Dari 580 GTT itu, karena keterbatasan kemampuan keuangan APBD Purbalingga, baru 300 yang pada tahun 2024 diusulkan untuk diangkat sebagai P3K.
“Selebihnya, akan diusulkan di tahun anggaran berikutnya. Selama ini, penggajian P3K dibebankan kepada anggaran APBD Purbalingga,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama Tri Gunawan juga menantang guru Bahasa Jawa SMP di Purbalingga, untuk berani membuka “Kelas Jawa” sebagai program unggulan. Ini sebagai terobosan, agar ada inovasi dalam pembelajaran Bahasa Jawa, sehingga Bahasa Jawa tetap lestari, dan keberadaan “Kelas Jawa” menjadi bagian dari upaya membangun karakter peserta didik.
“Saya menantang guru Bahasa Jawa SMP ini. Ayo, dari 77 SMP di Purbalingga, ada satu sekolah yang berani membuka Kelas Jawa, tentunya kelas Bahasa Jawa Banyumasan. Siapa guru Bahasa Jawa yang berani Ini pekerjaan rumah yang harus segera dijawab,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Dindikbud Purbalingga sedang mengembangkan One School One Innovation atau satu sekolah satu inovasi. Dia berharap, selain ada kelas olahraga, juga juga ada satu sekolah yang berani membuka inovasi dengan membuka Kelas Jawa. Dimulai di Kelas 7, kemudian 8 dan 9. Di kelas jawa ini, setiap guru yang masuk kelas dan mengajar, menggunakan Bahasa Jawa , dan anak-anak dalam berinteraksi juga menggunakan Bahasa Jawa. Kedepankan penggunaan Bahasa Jawa dialek Banyumasan dengan baik dan santun.
“Jangan sampai orang Banyumas ilang Banyumasane. Jika ada sekolah yang berani membuka kelas Jawa, saya akan menyampaikan kepada Bupati Purbalingga agar berkenan untuk meresmikan keberadaan kelas jawa di sekoah itu,” imbuhnya.