Kepala UPTD Pengelola Sarana dan Prasarana Perhubungan Dishub Banyumas, Taryono ST.MPA memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi, untuk dua rute bus pariwisata load factornya kurang maksimal. Sementara di sisi lain, banyak masyarakat yang mengunjungi objek wisata Menara Teratai dan Alun-Alun Banyumas pada malam hari. Sehingga, pihaknya akan mengganti jam operasional dua bus pariwisata menjadi sore hingga malam hari.
“Tempat wisata yang pada malam hari banyak pengunjung antara lain Menara Teratai dan Alun-Alun Banyumas karena ada berbagai kegiatan kesenian. Kita juga menjumpai beberapa masyarakat berkunjung ke Menara Teratai menggunakan mobil odong-odong yang menurut UU Lalu Lintas sebenarnya tidak boleh beroperasi di jalan raya. Karena itulah kita mencoba berinovasi dengan mengubah jam operasional dua bus pariwisata supaya bisa melayani penumpang pada malam hari,” terangnya, Senin (14/11/2022).
Lebih lanjut Taryono menjelaskan, selama ini ada empat titik pemberangkatan bus pariwisata yaitu dari Alun-Alun Banyumas, Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP). Lalu, Baturraden, dan Monuman Pangsar Soedirman. Jam operasional mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Dari hasil evaluasi Dishub Banyumas, untuk dua titik pemberangkatan yaitu TRAP dan Pangsar Soedirman ada penurunan load factor yang hanya mencapai kisaran 50-60 persen. Utamanya, lanjutnya, untuk operasional hari Sabtu. Sehingga pihaknya mengambil langkah strategis dengan mengganti jam operasional dua bus pariwisata tersebut, yaitu menjadi pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
“Hari Sabtu load factor kurang maksimal, kemungkinan karena masih ada anak-anak yang sekolah ataupun kantor swasta yang masuk kerja. Karena itu jam operasional beralih menjadi sore hingga malam hari. Hal ini sekaligus juga untuk memenuhi kebutuhan transportasi pariwisata pada malam hari, terutama untuk wisata Menara Teratai dan Alun-Alun Banyumas,” kata Taryono.
Selanjutnya, pihaknya juga akan kembali berkolaborasi dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar). Kolaborasi dalam hal penyediaan tour guide ataupun leaflet tempat wisata serta materi audio visual. Nantinya bus pariwisata akan memiliki layar audio visual.
“Kalau Dishub lebih kepada penyediaan armada dan operasional. Untuk pemanfaatannya berkolaborasi dengan Dinporabudpar selaku pengampu wisata,” tuturnya.
Dengan adanya pelayanan angkutan wisata malam hari ini, harapannya kunjungan wisata di Banyumas akan terdongkrak dan masyarakat yang henak berwisata juga terlayani dari sisi angkutan serta menggunakan moda transportasi yang aman dan nyaman.