Purwokerto, Serayunews.com- Pewakilan Bank Indonesia Purwokerto mendorong Kabupaten Banyumas untuk menuju go-digital, yakni melakukan transaksi pembayaran non tunai melalui implementasi QRIS pada pasar rakyat dan sejumlah sektor wisata. Pasalnya, transaksi tunai bisa menyebabkan orang terpapar Covid 19.
Setelah dilakukan pengamatan serta berbagai pertimbangan, akhirnya Bupati Banyumas, Achmad Husein meresmikan implementasi pembayaran non tunai pada pasar rakyat serta sejumlah sektor wisata.
“Transaksi dengan uang cash itu sangat rawan sekali terhadap penyebaran Covid-19 karena tangan itu adalah sumber utama penyebaran virus,” kata dia, Rabu (9/9).
Oleh sebab itu, transaksi melalui non tunai sebagai salah satu upaya cukup efektif untuk memutuskan rantai penyebaran virus. Selain itu dengan pembayaran secara digital ini juga salah satu langkah menuju smart city.
Adapun pasar yang digunakan sebagai pilot project pembayaran non tunai tersebut yakni baru Pasar Manis Purwokerto, kemudian untuk sektor pariwisata yakni Lokawisata Baturraden, Taman Rekreasi Andhang Pangrenan (TRAP), Taman Balai Kemambang (TBK), dan Taman Hiburan Rakyat (THR) Pangsar Soedirman.
Sementara itu menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsu Hadi, Banyumas saat ini memiliki pertumbuhan merchan terimplementasi QRIS paling tinggi dibandingkan dengan sejumlah kabupaten yang ada di Eks Karisidenan Banyumas.
“Mayoritas merchan terimplementasi QRIS di wilayah Kabupaten Banyumas itu sebanyak 46 persen atau lebih dari 23 ribu QRIS telah terimplementasi. Pertumbuhannya cukup tajam sebesar 73 persen dari bulan Januari 2020. Dengan jumlah merchan terbanyak itu pada sektor UMKM,” kata dia.