Ahmad Ihya Hakim dan Desta Meliana adalah dua dari 100 anak yatim piatu akibat pandemi Covid-19 yang mendapat bantuan dari Korpri Jateng. Selain bantuan uang, anak-anak yatim piatu yang masih sekolah juga mendapat bantuan seperangkat alat sekolah dalam acara ulang tahun Korpri itu.
“Kamu kelas berapa? Oh masih Paud ya. Ayo kalau Paud pasti bisa nyanyi dong. Coba nyanyi ya, lagu cicak-cicak di dinding bisa?” kata Ganjar pada Desta.
Sambil malu-malu, Desta menyanyikan lagu itu di depan Ganjar. Ganjar yang jongkok di depan Desta beberapa kali membantu membetulkan lirik lagu saat Desta kelupaan. Usai bernyanyi, Ganjar dan peserta lain langsung bertepuk tangan melihat keberanian bocah berusia 6 tahun itu.
“Kamu hebat, belajar yang rajin ya,” ucapnya sambil kembali mengelus kepala Desta.
Yamtini begitu bahagia, karena pemerintah memperhatikan nasib kedua anaknya itu. Ia tak henti mengucapkan terima kasih, atas kepedulian semua pihak demi masa depan kedua buah hatinya.
“Alhamdulillah, saya sangat berterimakasih sekali atas perhatian dan bantuannya untuk anak-anak saya. Mudah-mudahan, bantuannya bermanfaat,” kata Yamtini saat dikonfirmasi usai menerima bantuan.
Warga Banjardowo Taman Kabupaten Pemalang ini mengatakan, kepedulian banyak pihak pada anaknya sangatlah berarti. Usai ditinggal suaminya akibat pandemi Covid-19, praktis semua kebutuhan hidup dan dua anaknya harus ia pikul sendiri.
“Setelah suami meninggal karena Covid-19, saya jadi kepala rumah tangga sekaligus ibu buat dua anak saya. Meski berat, tapi saya akan tetap berjuang untuk menyekolahkan anak-anak saya sampai setinggi mungkin. Sampai mereka sukses dan berhasil, tidak seperti saya,” ucapnya sambil terisak.
Yamtini mengatakan, sehari-hari ia bekerja serabutan. Kerap kali, ia menjadi buruh cuci atau setrika di tetangganya. Bayarannya tidak pasti. Kadang seminggu hanya mendapat uang Rp50.000.
“Kadang kalau buruh cuci dan setrika nggak ada, saya jualan jajan kecil-kecilan. Meski begitu saya tetap semangat bekerja agar anak-anak sukses kedepannya,” imbuhnya.
Yamtini berharap pemerintah lebih memperhatikan anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal akibat pandemi. Sebab, banyak diantara mereka yang hidupnya kekurangan.
“Harapannya anak-anak itu bisa diperhatikan pemerintah, supaya meringankan beban orang tua. Karena seperti saya, ditinggal kepala keluarga yang mencari nafkah itu berat sekali,” ucapnya.
Ia juga berharap pemerintah memberikan lapangan pekerjaan bagi orang tua seperti dirinya. Sebab, ia yang menjadi tumpuan keluarga, tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup hanya mengandalkan dari buruh cuci dan setrika.
“Harapannya dapat pekerjaan layak, tapi kalau saya mendaftar sendiri pasti tidak mungkin karena saya tidak sekolah,” terangnya.
Meski begitu, Yamtini mengaku masih cukup beruntung, karena mendapat perhatian dari pemerintah. Selain dapat bantuan dari Ganjar hari ini, kedua anaknya juga sudah dibantu Bupati Pemalang dan sudah mendapat bantuan dari pemerintah pusat.
“Anak saya dapat bantuan Rp450 ribu dari pemerintah pusat, nggak tahu apa ya namanya. Tapi itu cair dua kali dalam setahun. Selain itu juga dapat bantuan lain, semoga anak-anak yang lain juga diperhatikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, Korpri Jateng selama ini sudah bekerja dengan baik. Beberapa kali, Korpri Jateng terjun langsung merespon persoalan yang terjadi di masyarakat. Saat harga cabai anjlok, Korpri Jateng turun membantu, saat lebaran Korpri Jateng memborong produk UKM dari masyarakat. Dan hari ini, Korpri Jateng hadir untuk meringankan beban masyarakat kecil.
“Tindakan-tindakan sederhana seperti ini, namun efeknya luar biasa. Saya terima kasih karena teman-teman di Korpri Jateng begitu responsif pada persoalan masyarakat. Saya harap komitmen ini terus dijaga,” katanya.