SERAYUNEWS – Di sela-sela upaya evakuasi penambang yang terjebak, serayunews mencoba mengorek sedikit cerita penambang emas ilegal di kawasan tersebut.
Nino (40) warga Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, merupakan penambang di Desa Pancurendang mengaku, sudah sekitar 10 tahun menekuni pekerjaan ini.
“Kalau di sini baru beberapa tahun, kalau masuk kadang tidak pakai kaos, nyeker,” ujarnya, Kamis (27/7/2023).
Bahkan kata Nino, penambang sepertinya sudah biasa makan sampai tidur di dalam lubang tambang berkedalaman 60 meter.
Baca juga: Tim Gabungan Turunkan Kamera Hole ke Sumur Tambang di Desa Pancurendang Ajibarang Banyumas
Untuk bekomunikasi dengan penambang di permukaan, mereka menggunakan sebuah pipa kompresor.
“Ngomong pakai blower pipa panjang. Kita bisa setengah hari di dasar sumur, dengan penerangan pakai senter di kepala. Itu kedalamannya bisa sampai 40-60 meter, ” kata dia.
Kondisi sumurnya menurun, kemudian ada galian yang datar beberapa meter kemudian turun lagi hingga kedalaman sekitar 60 meter.
“Itu mencari jalur urat emas. Kalau untuk lubangnya, ada pelindung kayu balokan. Turun dari atas itu hanya 10 menit sampai ke dasar,” ujarnya.
Satu sumur, biasanya bisa memuat hingga 10 orang penambang. Mereka punya tugas masing-masing mulai dari penggali, pengangkut, hingga menaikan material.
“Alat yang digunakan itu ada dril, kemudian materialnya menggunakan gearbox. Kemudian di ayaknya itu di atas,” kata dia.
Setelah material sampai di atas, ada orang-orang yang bertugas memisahkan material antara emas dengan tanahnya.
“Kalau saya menggali material saja, kadang dapat kadang ya tidak (emas, red),” ujarnya.
Cerita penambang emas lain, soal penghasilan yang di dapat ternyata memang cukup menggiurkan. Sebut saja Darkim (43), warga Pancurendang mengaku, untuk bayaran hasil tambang biasanya seminggu sekali. Biasanya, penambang minta bagi hasil berupa material atau terima bersih dengan nominal uang.
“Itu biasanya di transfer ke istri, seminggu Rp 1-5 juta. Sering juga tidak dapat,” kata dia.
Suhu di dalam sumur kata Darkim, cukup panas. Sehingga, mereka sering kali masuk ke dalam lubang tambang tanpa pakaian atas dan alas kaki.
“Saya masuk sendirian juga berani. Di dalam itu tingginya paling 90 cm, tapi bisa tidur, ngopi, dan makan di sana. Lebarnya rata-rata 70 cm, tapi ada juga yang luas bisa buat parkir mobil,” ujarnya.