“Telur ayam saat ini jika hitungan BEP (Break Even Point) masih rugi. Karena BEP sekitar 19.500 sedangkan harga telur saat ini di tingkat peternak di bawah itu, sekitaran Rp 18.00 – 17.500 per kilogramnya, itu dari kandang,” ujar Darwo Sukarso, pengelola peternakan ayam di Kabupaten Banyumas, Jumat (26/2).
Darwo mengungkapkan, harga di kandang dan di luar kandang berbeda dengan harga pasaran. Dimana masing-masing peternak itu memiliki agen. Sehingga agen-agen tersebutlah yang akan menjualnya ke pasaran. Meski masih rendah harga pasaran telur ayam, dia mengaku sekarang sudah merangkak naik dibandingkan tiga bulan sebelumnya.
“Waktu itu sekitar tiga bulan sempat anjlok sekali sampai harga Rp 15-16 ribu per kilogramnya, karena sekarang hajatan sudah diluangkan peraturannya, jadi sudah banyak konsumsinya,” kata dia.
Dikatakannya, pada saat harga telur ayam turun drastis, para peternak hanya bisa bertahan dengan kekurangan yang ada. Beruntung pada saat itu ada Bantuan Sosial (Bansos) dan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas mengambil telur-telur dari peternak lokal.
“Waktu itu sempat terbantu, tetapi yang hanya bisa untuk bertahan. Apalagi saat Jakarta PSBB, kita mau kirim ke sana kan tidak bisa, jadi stok di Banyumas tidak bisa keluar kota. Sedangkan kami biasanya sehari itu produksi 3 ton telur dari 75 ekor ayam,” ujarnya.