SERAYUNEWS – Berikut ini informasi contoh kultum tentang Idul Fitri. Dalam kultum Idul Fitri, kita bisa merenungkan makna sejati dari hari raya ini.
Bukan hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai pengingat untuk terus menjaga nilai-nilai kebaikan yang telah kita bangun selama Ramadan.
“Eid Mubarak” adalah ungkapan dalam bahasa Arab yang secara harfiah berarti “perayaan yang diberkahi.”
Kata “Eid” berarti perayaan atau hari raya, sedangkan “Mubarak” berarti diberkahi. Ucapan ini umum digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menyampaikan selamat pada perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dengan harapan agar hari tersebut membawa berkah dan kebahagiaan bagi yang merayakannya.
Saat seseorang mengucapkan “Eid Mubarak,” balasan yang lazim diberikan adalah “Khair Mubarak,” yang berarti harapan agar pemberi ucapan juga mendapatkan berkah.
Alternatif lainnya adalah “JazakAllah Khair,” yang berarti “Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.”
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Alhamdulillah, Ramadhan berkemas-kemas meninggalkan kita, Idul Fitri dalam perjalanannya menemui kita.
Ramadhan berpisah dengan kita, dan kita berucap seperti ucapan orang-orang arif:
مُوَدَّعْ مُوَدَّعْ يَارَمَضَانُ مُوَدَّعْ عَلَيْنَا بِالْغُفْرَانِ
“Selamat tinggal wahai Ramadhan, tinggalkanlah kami disertai dengan pengampunan dari Allah Swt.”
Idul Fitri kita sambut dengan suka cita dan bahagia.
Kita berharap bahwa dengan kedatangannya, kita kembali kepada fitrah kesucian kita. Dengan kedatangannya, kita seperti yang dilukiskan oleh Rasul Saw., mudah-mudahan menjadi seperti seorang anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, terbebaskan dari dosa dan noda.
Idul Fitri adalah momentum yang sangat baik untuk saling memaafkan.
Anda tidak perlu malu atau merasa kehilangan muka untuk meminta maaf, karena inilah waktunya.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Jika Anda tidak meminta maaf atas kesalahan, dikhawatirkan Anda tidak termasuk orang yang kembali kepada fitrah, yang kembali kepada kesucian seperti bayi yang tidak menanggung dosa atau noda.
Saudara pemirsa, Al-Qur’an menyatakan bahwa keburukan tidak sama dengan kebaikan.
Jika ada keburukan yang pernah menimpa Anda, tolaklah keburukan itu dengan berbuat baik. Niscaya, seperti firman Allah:
فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ
“Orang yang tadinya bersengketa denganmu, yang memusuhimu, jika engkau menghadapinya dengan kebaikan, niscaya dia akan berbalik menjadi temanmu yang sangat akrab.”
Kenapa demikian? Karena para psikolog pun menyatakan bahwa di setiap cinta ada benci, di setiap benci pun ada cinta.
Saat Anda menghadapi seseorang yang pernah membenci Anda dengan baik-baik, lemah lembut, kasih, dan kebajikan, maka benih-benih kecintaan yang terpendam di hatinya akan muncul tiba-tiba.
Ketika itulah, dia akan menjadi sahabat Anda yang paling akrab.
Jika kita mempersilakan bulan Ramadhan berangkat meninggalkan kita dengan harapan kiranya Allah mengampuni dosa-dosa kita, maka Idul Fitri kita sambut dengan ucapan:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
“Semoga Allah menerima semua amal-amal kebajikan kami semua.”
Serta:
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
“Semoga kita termasuk kelompok yang kembali dalam fitrah kesucian dan semoga kita kelompok yang meraih kemenangan.”
Saudara, menarik untuk kita hayati bahwa ucapan:
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
Itu kita kemukakan dalam bentuk jamak.
Kita ingin termasuk bersama-sama dalam kelompok orang-orang yang meraih kemenangan.
Al-Qur’an tidak mengajarkan kita untuk berdoa “Semoga saya termasuk orang yang meraih kemenangan,” tetapi “Semoga kita,” karena ajaran Islam selalu menekankan kebersamaan.
Itulah sebabnya, di dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata “saya menang” (أَفُوْزُ) kecuali sekali, itupun diucapkan oleh orang-orang yang tidak tersentuh keimanan dalam hatinya.
Mereka hanya ingin menang sendiri dan tidak pernah ingin hidup dalam kebersamaan.
Semoga dengan Idul Fitri, kita semua sebagai bangsa dan umat, hidup dalam kebersamaan.
Yang berat sama kita pikul dan yang ringan sama kita jinjing.
Semoga kita bertemu lagi dengan Ramadhan dan Idul Fitri yang akan datang. Amin.
Demikian informasi contoh kultum tentang Idul Fitri. Semoga bermanfaat.***