SERAYUNEWS-Haris Cinnamon, sutradara yang dikenal lewat serial horor Uka Uka, Gentayangan, kembali berkarya dengan film horor terbarunya berjudul Christine Tidak Seperti yang Kamu Lihat. Film horor tersebut rencananya akan diputar di bioskop pada Februari 2025.
Film bergenre horor ini bakal menghadirkan pengalaman horor yang berbeda dari film sejenis di Indonesia. Terlebih film yang shootingnya di kebun salak Banjarnegara ini memiliki sensasi horor yang berbeda. Penonton baru akan memahami jalan ceritanya setelah selesai menonton. Ada unsur misteri, seram, dan juga mengharukan.
Haris Connamon yang pernah menjadi nominee Asian Television Awards pada 2004, ini mengaku bahwa film Cristine ini merupakan karya panjang pertamanya setelah sempat menyutradarai FTV pada 2018.
Bahkan ayah dari aktris Shenina Cinnamon ini menyebutkan Film Cristine tersebut sebagai ‘pemanasan’ dalam karya layar lebar bersama Arci Film Company.
“Awalnya, saya sempat ragu karena saat itu film horor sedang booming di Indonesia. Namun, saya memutuskan untuk membuat horor versi saya sendiri, yang berbeda dari film horor lainnya,” katanya.
Menurutnya, film Cristine sendiri merupakan kisah perjalanan spiritual yang dialami oleh produser Arcy Film Raden Ahmad Affandi yang juga seorang ustaz. Saat itu sang ustaz melakukan dakwah di sebuah wilayah. Sang ustaz melihat satu mahasiswi yang berbeda saat mengikuti kajiannya.
“Sebenarnya film ini diambil dari kisah nyata sang produser saat melakukan dakwah. Dia melihat satu jemaah yang berbeda, setelah melakukan komunikasi. Akhirnya dilakukan rukyah dan terkuak bahwa ada jin yang ikut tumbuh bersama mahasiswa tersebut,” katanya.
Tak hanya itu, kesamaan nama tokoh serta peranan hantu Rabak dalam film ini juga terjadi di lokasi syuting. Termasuk sosok Nyimas sang penunggu pancuran yang berada di dekat pohon keramat yang digunakan untuk shooting.
Warga sekitar juga mengakui sering melihat sosok hitam tinggi yang mirip dengan sosok Rabak dalam Film Cristine di kebuh salak yang menjadi lokasi syuting. Hal inilah yang menjadikan film ini sangat menarik dan banyak ditunggu oleh masyarakat.
“Saat syuting, kita justru banyak mendapatkan informasi dari warga setempat kalau film ini memang kisah nyata di desa tersebut. Padahal, ini adalah film yang diangkat dari kisah nyata di daerah Palembang,” ujarnya.
Tidak hanya itu, proses produksi fim layar lebar yang rencananya tayang di bioskop pada Februari 2025 ini penuh tantangan. Terutama, dalam menyiapkan aspek teknis, artistik, dan sinematik yang sesuai dengan visinya. Terlebih sang sutradara juga harus memastikan film ini memiliki identitas unik.
“Tantangannya adalah membuat film horor yang beda, versi saya. Itu membutuhkan persiapan ekstra, terutama secara teknis dan artistik,” katanya.
Dalam proses produksi, Haris dibantu oleh tim profesional di bidangnya serta didukung para aktor dan aktris berbakat, seperti Nova Eliza, Septian Dwi Cahyo, Jasmine Elfira, Mahardika Yusuf, Agnes Naomi, Zoe Levana, Asmar Lambo, Maula Asadillah, dan Quatus Sobaroh.
“Alhamdulillah, film ini sudah selesai diproduksi dan siap tayang di bioskop pada Februari 2025,” kata Haris dengan optimisme.
Film Christine mengusung subjudul “Tidak Seperti yang Kamu Lihat”, yang menurut Haris menyimpan pesan mendalam bagi penonton.
“Saya serahkan hasilnya kepada publik. Yang jelas, film ini akan memberikan pengalaman horor yang berbeda. Nantikan di bioskop Februari nanti,” katanya.
Film Christine menjadi bukti kembalinya Haris Cinnamon ke dunia perfilman Indonesia, membawa harapan baru bagi genre horor di Tanah Air.