SERAYUNEWS- Permintaan maaf Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi soal adanya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang melepas jilbab (14/8/2024) mengingatkan kembali pada janjinya.
Pria kelahiran Balikpapan, 17 April 1960 ini berjanji tidak lagi menyampaikan statemen kontroversial dalam rapat dengar pendapat di Komisi II DPR, Selasa (18/2/2020).
Saat itu, setelah pelantikan pada 5 Februari 2020, Yudian menyita perhatian publik dengan beberapa pernyataan kontroversial. Apa itu? Simak di bawah ini.
Yudian yang menamatkan pendidikan S3 dari MCGill University tahun 2002 ini menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila.
Tak lama kemudian, ia kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Yudian bilang warga negara harus bisa menempatkan konstitusi di atas kitab suci.
Sebelumnya, ia juga pernah membuat larangan menggunakan cadar di lingkungan kampus. Hal ini dia lakukan saat menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga. Jabatan itu ia emban sejak 2016.
Bahkan, karena seringnya membuat pernyataan yang membuat publik gaduh, ia pernah menyatakan puasa bicara selama satu bulan.
“Kira-kira setahunlah (puasa bicara), saya belajar dulu. Semua yang permulaan kan sulit, ya. Harus belajar dulu, mengamati-amati dulu,” katanya, saat menolak permintaan wawancara sejumlah awak media di Kompleks Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (29/2/2020).
Pada Agustus 2021 BPIP di bawah kepemimpinan Yudian juga mengadakan lomba penulisan artikel dengan mengangkat dua tema, yakni Hormat Bendera menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan menurut Hukum Islam.
Lomba tersebut terselenggara dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. Lomba ini juga memicu polemik dari berbagai kalangan.
Ulama asal Sumatera Barat Anwar Abbas juga menyampaikan kritik keras. Ia justru menyarankan agar BPIP dibubarkan.
Kali ini, anggota DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade merespons keras dalih Kepala BPIP Yudian Wahyudi soal anggota Paskribraka putri 2024 melepas jilbab untuk keseragaman.
Andre meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Yudian lantaran tak memahami esensi dari Bhinneka Tunggal Ika.
“Anda (Yudian) paham Bhinneka Tunggal Ika, nggak? Itu semboyan NKRI, semboyan yang menghargai keberagaman di negara kita. Dalih Anda mencerminkan tidak paham Bhinneka Tunggal Ika. Lebih baik dipecat, saya usulin dipecat aja, Pak Jokowi. Bikin gaduh negara. Puluhan tahun kita nggak ada masalah, kok tiba-tiba Anda jadi Kepala BPIP Anda bikin susah, bikin sulit negara. Apalagi kita negara penuh keberagaman, kita negara yang saling menghormati keberagaman dan pandangan agama masing-masing,” kata Andre kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).
Ketua umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan hal yang sama, dalam cuitannya melalui media X (twitter) pada 14 Agustus 2024.
“Saya usul Kepala BPIP segera diganti, merusak persatuan bangsa dan membangkitkan radikalisme baru penuh dendam,” cuit Cak Imin dalam akun @cakimiNOW.
Bahkan pada cuitan sebelumnya di hari yang sama, Cak Imin mengomentari potongan judul berita tentang polemik ini sambil menulis, Bukti memang gak waras.***(Kalingga Zaman)