SERAYUNEWS – Temukan daftar pertanyaan jawaban tren kesenjangan sosial yang viral di TikTok.
TikTok kembali menghadirkan tren yang tak hanya lucu, tetapi juga menyentil. Kali ini, tren tersebut menyasar tema yang kerap kita alami, namun jarang dibicarakan secara terbuka: kesenjangan sosial.
Dengan gaya percakapan ringan nan jenaka, para kreator di TikTok menggambarkan ketimpangan antara gaya hidup masyarakat kelas atas dengan masyarakat kelas menengah atau bawah dalam keseharian.
Tren ini menyajikan percakapan ringan namun tajam, menggambarkan perbedaan mencolok antara gaya hidup masyarakat kelas atas dan kelas menengah hingga bawah.
Dikemas dalam format teks atau dialog lucu, konten-konten ini viral karena menyentuh isu serius dengan cara santai dan relatable.
Meski dibalut humor dan iringan musik upbeat, konten-konten ini sering membuat penonton mikir keras, tertawa kecut, atau bahkan elus dada karena saking relate-nya.
Tren ini pun viral dan dijadikan sebagai bahan refleksi, sekaligus hiburan yang segar di tengah linimasa.
Buat kamu yang penasaran atau ingin membuat konten sejenis, yuk simak daftar pertanyaan-jawaban yang menggambarkan kesenjangan sosial dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hal kecil seperti mandi hingga hal besar seperti akses fasilitas rumah tangga.
Berikut beberapa contoh dialog yang sudah beredar, bisa kamu adaptasi atau jadikan inspirasi konten:
Orang 1: “Duh, aku males banget mandi. Dingin banget.”
Orang 2: “Pakai air hangat dong.”
Orang 1: “Nggak ah, ribet bikinnya.”
Orang 2: “Hah? bikin? Emangnya shower kamu nggak ada mode air hangatnya?”
Refleksi: Tidak semua rumah punya pemanas air otomatis. Buat sebagian orang, ‘air hangat’ berarti harus masak air dulu.
Tanya: “Bunyi tit-tit-tit, itu alarm dimatiin dulu, dong.”
Jawab: “Bukan dong, itu suara token.”
Refleksi: Bunyi meteran listrik prabayar jadi alarm khas rumah tangga menengah bawah. Sebuah realita yang tidak semua orang alami.
Orang A: “Aku tadi pagi cuma sempat sarapan roti panggang alpukat.”
Orang B: “Wah fancy banget. Aku sih cukup teh manis dan nasi sisa semalam.”
Refleksi: Perbedaan ‘sarapan biasa’ bisa sangat jauh tergantung latar belakang.
Orang A: “Rencananya liburan ke Jepang.”
Orang B: “Aku liburannya bantu jualan di pasar.”
Refleksi: Kesenjangan soal pilihan dan kesempatan liburan yang bisa sangat mencolok.
Orang A: “iPad-ku ngelag, jadi aku beli yang baru deh.”
Orang B: “Aku aja nabung buat beli HP second.”
Refleksi: Teknologi dan akses ke gadget juga menjadi simbol ketimpangan.
Orang A: “Aku kesel banget, WiFi rumah lelet!”
Orang B: “Aku masih ngandelin paket 1 GB buat seminggu.”
Refleksi: Internet yang bagi sebagian orang jadi kebutuhan pokok, masih jadi barang mahal bagi sebagian lainnya.
Orang A: “Aduh, supir aku telat jemput.”
Orang B: “Aku tadi desak-desakan di angkot.”
Refleksi: Mobilitas pun menunjukkan perbedaan tingkat ekonomi.
Ingin ikut bikin konten viral ini di TikTok? Berikut tipsnya:
Gunakan dialog sederhana dan relatable. Ambil situasi yang banyak orang alami.
Tambahkan musik yang sedang viral, meski tidak harus relevan dengan topik.
Pakai format percakapan seperti WhatsApp, voiceover, atau skenario dramatis.
Berikan sentuhan humor, tapi tetap sopan dan tidak merendahkan.
Akhiri dengan pesan reflektif, agar kontenmu punya nilai lebih dari sekadar hiburan.
Tren kesenjangan sosial di TikTok bukan sekadar lelucon, tapi juga pengingat bahwa tidak semua orang hidup dengan standar yang sama. Dialog ringan dalam tren ini membuka ruang refleksi dan empati, sekaligus menjadi hiburan yang cerdas dan menyentuh.
Mau ikut meramaikan tren ini? Pastikan kontenmu tidak hanya lucu, tapi juga menginspirasi! TikTok bukan hanya tempat joget, tapi juga tempat berpikir dan menyampaikan pesan sosial dengan cara yang segar.
***