SERAYUNEWS – Wita Azqi Fitria, mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, tampil memukau di panggung Akademi Sahur Indonesia (AKSI) Indosiar 2025, Kamis (6/3/2025) dini hari tadi.
Azqi yang berasal dari Desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, mengangkat tema “Cara Menjemput Hidayah.”
Dengan kefasihan berbahasa Inggris dalam berceramah, ia berhasil menyampaikan ceramah yang menggugah hati dan mendapatkan apresiasi tinggi dari dewan juri serta penonton.
Dalam ceramahnya, Azqi menyoroti fenomena perubahan seseorang dari kehidupan jauh dari agama menuju ketaatan kepada Allah.
Ia mengangkat contoh dari kisah-kisah nyata serta referensi dalam FTV “Pintu Berkah” dan “Suara Hati Istri,” yang sering menampilkan perjalanan seseorang dalam menemukan hidayah.
“Dalam kehidupan nyata, kita sering melihat orang yang awalnya jauh dari agama tiba-tiba mendapat hidayah dan kembali ke jalan yang benar. Itu adalah bukti bahwa hidayah adalah anugerah Allah, tetapi manusia juga bisa berusaha menjemputnya,” ujar Azqi penuh semangat.
Mengutip tafsir Al-Ibriz karya KH. Bisri Mustofa dan Al-Misbah karya Prof. Quraish Shihab, Azqi menjelaskan bahwa hidayah terbagi menjadi dua jenis:
Namun, apakah hidayah bisa diusahakan? Dengan lantang, Azqi menjawab, “Bisa!”
Meskipun hidayah adalah hak prerogatif Allah, Azqi menekankan bahwa manusia tetap bisa berikhtiar untuk mendapatkannya.
Mengutip QS. Al-Ankabut ayat 69, ia menjelaskan bahwa Allah akan membimbing orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari jalan-Nya. Ada dua cara utama dalam menjemput hidayah:
Doa adalah senjata utama seorang Muslim dalam meminta petunjuk. Dalam Surah Al-Fatihah, kita membaca “Ihdinas shiratal mustaqim” (Tunjukkanlah kami jalan yang lurus) minimal 17 kali sehari dalam salat. Rasulullah juga mengajarkan doa:
“Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Azqi mengisahkan perjalanan Umar bin Khattab, yang awalnya menentang Islam, namun hatinya luluh setelah mendengar Surah Thaha ayat 1-3.
Dari sini, ia menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah sumber cahaya dan petunjuk bagi siapa saja yang ingin memperoleh hidayah.
Penampilan Azqi di AKSI Indosiar 2025 mendapatkan apresiasi tidak hanya dari dewan juri dan penonton, tetapi juga dari Sivitas Akademika UIN Saizu Purwokerto.
Sebelum tampil, pihak universitas mengadakan khataman Al-Qur’an dan membentuk tim khusus untuk membimbing serta mentashih materi yang akan disampaikan Azqi.
Keluarga Besar UIN Saizu Purwokerto berharap Azqi dapat meraih prestasi terbaik di AKSI Indosiar 2025, mengikuti jejak Mumpuni Hadayayekti, alumni yang sebelumnya juga sukses di ajang ini.
Tausiyah yang disampaikan dengan gaya interaktif dan penuh semangat membuat Azqi menjadi salah satu peserta yang paling diperhitungkan.
Penampilannya di panggung AKSI Indosiar 2025 tidak hanya mengharumkan nama UIN Saizu Purwokerto, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berprestasi dan berdakwah melalui media.
Semoga kita semua senantiasa diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin!***