SERAYUNEWS – Efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memberikan pengaruh signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengungkapkan bahwa salah satu dampak utama dari kebijakan ini adalah potensi penghapusan program beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Dalam laporan resmi Kemdiktisaintek, efisiensi anggaran berimbas pada program KIP Kuliah, yang kemungkinan besar tidak akan tersedia bagi mahasiswa baru tahun 2025.
Hal ini terjadi akibat pengurangan anggaran yang cukup signifikan. Sebelumnya, anggaran awal untuk program ini mencapai Rp14,698 triliun, tetapi setelah dilakukan efisiensi oleh Kementerian Keuangan, jumlah tersebut menyusut drastis menjadi Rp1,31 triliun.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menegaskan bahwa pihaknya telah mengajukan kembali usulan agar pagu anggaran dikembalikan ke jumlah semula.
“Kami berharap bahwa anggaran untuk KIP Kuliah tetap dipertahankan di angka Rp14,698 triliun, karena program ini sangat penting bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu,” ungkapnya.
Sejak pendaftaran program ini dibuka pada 4 Februari 2025, ribuan calon mahasiswa telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan pendidikan tersebut.
Hingga 7 Februari 2025 pukul 16.15 WIB, tercatat sebanyak 21.131 orang telah mendaftarkan diri sebagai calon penerima KIP Kuliah.
Selain mahasiswa baru tahun 2025 yang kemungkinan besar tidak dapat mengakses program ini, mahasiswa yang saat ini masih aktif menerima bantuan KIP Kuliah juga menghadapi ketidakpastian.
Dari total 844.174 mahasiswa penerima KIP Kuliah, sebanyak 663.821 mahasiswa on-going berpotensi kehilangan akses terhadap pencairan dana bantuan pada tahun 2025.
Hal ini tentu menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan pendidikan mereka.
Satryo menjelaskan bahwa jika dana bantuan tidak dapat dicairkan, banyak mahasiswa yang terancam putus kuliah.
“Kami memahami kekhawatiran para mahasiswa dan keluarganya. Oleh karena itu, kami terus berupaya mencari solusi agar dana bantuan tetap tersedia bagi mereka yang membutuhkan,” tambahnya.
Efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah tidak hanya memengaruhi penerima KIP Kuliah, tetapi juga masa depan pendidikan tinggi di Indonesia.
Program KIP Kuliah telah menjadi penyelamat bagi banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu, memungkinkan mereka untuk melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya.
Jika program ini benar-benar dihapus untuk tahun ajaran 2025, maka akan ada ribuan mahasiswa yang kesulitan mengakses pendidikan tinggi.
Saat ini, Kemdiktisaintek terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencari solusi terbaik guna memastikan bahwa mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam mendapatkan akses pendidikan.
Keputusan akhir mengenai kelangsungan KIP Kuliah 2025 masih dalam pembahasan lebih lanjut.
Dengan situasi yang masih berkembang, para mahasiswa dan calon mahasiswa diharapkan tetap mengikuti perkembangan informasi resmi dari pemerintah mengenai status program KIP Kuliah tahun 2025.
***