SERAYUNEWS– Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah bukan hanya sebuah keajaiban arsitektur. Akan tetapi juga simbol filosofi kehidupan yang mendalam.
Menurutnya, Candi Borobudur mengajarkan kita untuk selalu rendah hati di hadapan Sang Pencipta. Terutama saat kita menapaki anak tangga curam menuju stupa. “Candi Borobudur bukan hanya sebuah keajaiban arsitektur, tetapi juga simbol filosofi kehidupan,” tulisnya di instagram, dikutip Jumat (20/9/2024).
Dalam kesempatan itu, Menko Marves Luhut membagikan video kunjungannya ke situs warisan dunia tersebut. Dalam kunjungan tersebut, Luhut mendapatkan penjelasan dari Dr Hari Setiawan, seorang Ahli Arkeologi Muda yang menyelesaikan gelar doktoral dalam waktu 2,5 tahun.
“Curamnya anak tangga untuk naik menuju stupa, mengingatkan kita untuk selalu merendah di hadapan Sang Pencipta. Dengan 2.672 panel relief dan 1.212 panel naratif yang mengisahkan perjalanan Pangeran Siddharta, setiap langkah di candi ini mengajak kita untuk merenung dan menghargai akar sejarahnya yang mendalam,” beber dia.
Luhut juga menyoroti pentingnya Candi Borobudur sebagai situs spiritual, terutama bagi umat Buddha di seluruh dunia. Ada 520 juta umat Buddha di dunia, 95 persen di antaranya tersebar di Asia. Candi Borobudur memiliki makna spiritual yang besar bagi banyak orang.
Namun, Luhut tidak menutup mata terhadap tantangan besar dalam menjaga kelestarian candi ini. Ia menyebutkan, dengan jumlah kunjungan wisatawan yang mencapai 8.000 orang per hari, tekanan terhadap struktur candi semakin meningkat.
“Keberadaan wisatawan yang ramai berpotensi merusak kelestarian warisan ini. Pembelajaran dari pandemi covid-19 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keutuhan dan keindahan Borobudur, dimulai dari hal-hal kecil seperti penertiban alas kaki pengunjung,” jelasnya.
Luhut juga menekankan bahwa pelestarian Candi Borobudur tidak hanya melibatkan bangunan utama, tetapi juga kawasan sekitarnya. Dia menyoroti pentingnya pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan agar tidak merusak ekosistem serta pengalaman wisata di kawasan tersebut.
“Dengan penandatanganan Peraturan Presiden (Perpres) untuk penataan kawasan secara keseluruhan oleh Presiden, ini menandai awal langkah nyata dalam upaya pelestarian Candi Borobudur,” kata Luhut dengan penuh optimisme.
Menko Marves juga berharap pengelolaan yang tepat akan mampu mendorong penyebaran wisatawan ke zona-zona sekitar, sehingga manfaat ekonomi dari pariwisata bisa dirasakan oleh masyarakat lokal.
“Saya optimistis, langkah strategis ini akan membawa manfaat bersama dalam menjaga dan melestarikan Candi Borobudur, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” tutupnya.
Dengan pengelolaan yang tepat, Luhut berharap Candi Borobudur tetap menjadi warisan yang tidak hanya indah, tetapi juga abadi, sebagai simbol peradaban dan kebijaksanaan.