Purwokerto, serayunews.com
Kebijakan membuat rumah singgah untuk keluarga pasien di Yogyakarta oleh Ketua Baznas Kabupaten Banyumas, Khasanatul Mufidah, pada awalnya menuai kritikan dari beberapa pihak. Kebijakan tersebut tidak populer dan tidak seharusnya Baznas mengambil peran super power. Namun, melihat manfaat dari rumah singgah, serta banyaknya orang yang merasa tertolong, maka Khasanah, sapaan Khasanatul Mufidah tidak gentar untuk terus melanjutkan program tersebut.
“Bicara tentang rumah singgah, ini adalah tentang bagaimana menyelamatkan jiwa. Jadi pasien kronis dari Banyumas yang kita fasilitasi berobat ke RS Sardjito di Yogya, keluarganya kita tampung di rumah singgah yang lokasinya dekat dengan RS. Karena untuk pasien kronis ini butuh pengobatan ataupun terapi rutin yang memakan waktu cukup lama. Jadi sekalipun kebijakan ini dianggap tidak populer, tetap akan saya teruskan. Sebab, ini menyangkut penyelamatan jiwa,” ucapnya mantap, Minggu (19/2/2023).
Khasanah mengatakan, banyak sekali masyarakat yang merasakan manfaat rumah singgah. Mereka sampai datang untuk menyampaikan ucapan terima kasih sambil berlinang air mata kepadanya. Ada pasien yang sudah sembuh, namun ada juga yang meninggal dan banyak juga yang masih dalam proses pengobatan sampai saat ini.
Baca juga: [insert page=’baznas-banyumas-berikan-asuransi-kepada-2-000-penderes’ display=’link’ inline]
“Rumah singgah kita juga mendapat apresiasi dari para dokter di RS Sardjito yang menjadikan sebagai rumah singgah rujukan pertama,” katanya.
Sementara itu, terkait upaya Baznas Banyumas dalam membangun kesadaran berzakat, Khasanah menyampaikan, sudah kerap melakukan sosialisasi melalui berbagai macam cara. Bahkan sampai dengan mendatangi muzzaki secara face to face.
Ibu tiga anak ini mengatakan, zakat yang merupakan rukun Islam ke-3 memang tidak seseksi ibadah lain seperti haji, umroh ataupun puasa Ramadan. Padahal zakat mempunyai dua dimensi, yaitu habluminallah dan habluminannas. Banyak orang yang mengerti bahwa zakat merupakan kewajiban, namun masih sangat terbatas yang mempunyai kesadaran untuk menjalankannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi baznas.
“Salah satu hal yang membuat kita bahagia adalah, ketika kita berhasil mengedukasi muzzaki hingga mereka mempunyai kesadaran untuk berzakat,” kata istri dari Adam Holik ini.