Purbalingga, serayunews.com
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, dorongan yang diberikan berupa bantuan berupa sepeda motor pengangkut sampah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk beberapa desa, Selasa (05/10/2021).
“Mudah-mudahan bantuan kendaraan roda tiga pengangkut sampah ini bisa menjadi penyemangat kepada para pengelola bank sampah untuk nantinya pengelolaannya semakin berkembang menghasilkan produk-produk hasil olahan sampah dan bisa menyumbangkan PADes,” ungkap Bupati saat penyerahan sepeda motor di Desa Kedungbenda, Kemangkon.
Tiwi menambahkan, desa yang memiliki bank sampah untuk bisa dikembangkan lagi pengelolaanya. Sehingga pada akhirnya nanti bisa dapat menyumbangkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Desa penerima bantuan ini merupakan desa yanh dinilai layak menerimanya karena telah melakukan pengelolaan sampah dengan baik.
Diketahui, sejumlah desa yang menerima bantuan sepeda motor pengangkut sampah ini, yakni Desa Karangbawang Kecamatan Rembang, Desa Langkap Kecamatan Kertanegara, Desa Kabunderan Kecamatan Karanganyar, Desa Kalapacung Kecamatan Bobotsari, dan Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon.
“Sebelumnya, pada Jumat (03/09/2021) lalu juga telah diserahkan bantuan tersebut ke bank sampah di Desa Sidakangen Kecamatan Kalimanah dan Desa Prigi Kecamatan Padamara,” katanya.
Sementara itu Kepala DLH Kabupaten Purbalingga, Priyo Satmoko menjelaskan, bantuan ini merupakan wujud peran serta pemerintah khususnya DLH dalam melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Hal ini merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan sampah, utamanya permasalahan sampah di wilayah pedesaan.
“Kami berharap kelompok pengelola bank sampah yang ada di desa-desa ini dapat memanfaatkan kendaraan pengangkut sampah ini dengan baik. Terutama dalam menunjang perannya dalam menggerakkan 3R : reduce, reuse dan recycle sampah bersama masyarakat,” katanya.
Mustofa, salah satu perwakilan bank sampah Lawasari Desa Langkap mengucapkan terimakasih atas bantuan sepeda motor pengangkut sampah ini.
“Motor ini akan sangat menunjang operasional kami, yang dulu kami mengangkut sampah menggunakan motor pribadi,” katanya.
Bank sampah Lawasari, saat ini tengah fokus dalam pengolahan sampah limbah industri sapu tepes (sabut kelapa) menjadi media tanam Cocopeat dan pengolahan sampah menjadi pupuk organik. Kedua produk tersebut sangat bermanfaat untuk membantu penyemaian bibit sayuran ataupun penanaman tanaman hias.
“Kami sudah sempat ada permintaan 8 ton dari para petani di Gunungmalang Desa Serang (Karangreja), tapi kami belum menyanggupi karena kami belum memiliki mesin pencacah untuk memproduksi lebih cepat,” kata dia.
Ia berharap selanjutnya Pemkab Purbalingga bisa membantu mesin pencacah sampah untuk membantu produksi. Ia optimis, jika bank sampah lebih produktif akan bisa lebih mandiri tanpa lagi mengharap bantuan dari APBDesa.
“Kalau bisa mandiri insyaallah malah bisa menyumbang PADes,” kata dia.