SERAYUNEWS– Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) meminta kepada jajaran kepala desa (kades) beserta perangkatnya untuk ikut menangani permasalahan kemiskinan. Menurut Bupati, pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa mempunyai tugas untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem yang ada di Purbalingga.
“Tahun ke tahun angka kemiskinan kita terus menurun, tahun 2022 turun menjadi 1,8 persen. Tentunya ini tidak lepas dari peran Kades dalam menggelontorkan APBDes untuk masyarakat,” kata Bupati Tiwi dalam sambutannya pada acara Silaturahmi dan halalbihalal di Kecamatan Karangmoncol, Rabu (24/4/2024).
Bupati berpesan kepada kades untuk ikut membantu agar angka kemiskinan ekstrem bisa nol persen. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama antara Pemkab Purbalingga dengan jajaran di bawahnya hingga pemerintah desa.
“Permasalahan kemiskinan ini menjadi salah satu masalah mendasar yang harus dituntaskan oleh seluruh pihak,” ujar Bupati Tiwi.
Selain permasalahan kemiskinan, Bupati Tiwi juga menyampaikan terkait dengan percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh pemerintah desa dan jajarannya. Trend prevalensi stunting terus menurun dari 15,6 % pada 2021, menjadi 13,79 % pada 2022 dan 11,78 % pada 2023.
“Angka ini bahkan melebihi target nasional di mana dalam Inpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Nasional di tahun 2024 sebesar 14%,” terang Bupati Tiwi.
Bupati Tiwi menargetkan angka stunting di tahun 2024 bisa turun menjadi 9 persen. Ini menjadi PR bagi seluruh pihak terkait untuk bisa menekan angka stunting.
“Ibu-ibu kades mohon dibantu, aktif woro-woro ke masyarakat, ibu-ibu yang punya balita diperhatikan asupan pola makannya, gizi anak-anaknya agar tidak ada stunting di Kecamatan Karangmoncol,” tutur Bupati Tiwi.
Silaturahmi dan Halalbihalal di Kecamatan Karangmoncol, Bupati Tiwi didampingi Wakil Bupati Purbalingga Sudono beserta istri dan Pimpinan OPD. Hadir juga jajaran Forkopimcam setempat, Kades dan perangkatnya, Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat, PKK Desa, Kepala Sekolah, Ketua RT dan masyarakat setempat. Silaturahmi dan halalbihalal sendiri berlangsung dalam rangka masih bulan Syawal. Tradisi tersebut adalah khas Indonesia.