SERAYUNEWS-Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara telah berubah. Desa Pegundungan dulunya termasuk desa tertinggal. Tapi kini desa tersebut telah maju berkat kopi yang bermula dari bantuan PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica.
Kepala Desa Pegundungan, Murti mengatakan bahwa pada 2011 desanya masuk sebagai desa tertinggal. Bukan hanya tertinggal, tapi juga dikenal karena kumuh. Namun, situasinya kini sudah berubah. “Kini telah menjadi desa maju berkat program PT PLN Indonesia Power yang berhasil meningkatkan ekonomi dan mengubah perilaku warga,” katanya di Desa Pegundungan Rabu (3/7/2024).
Murti mengungkapkan hal itu saat acara panen kopi yang diselenggarakan PT PLN Indonesia Power. Diketahui, perubahan Desa Pegundungan memang bermula dari bantuan bibit kopi dari PT PLN Indonesia Power.
Dari situ keadaan berubah. Desa Pegundungan dikenal sebagai penghasil kopi. Kopi hasil dari Desa Pegundungan yang terkenal adalah Kopi Senggani. Bahkan Kopi Senggani pun sudah bisa didapatkan melalui pasar online di Indonesia.
PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica menyelenggarakan acara panen kopi.. Hadir dalam acara itu Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Sigit Reliantoro. Acara berlangsung di lokasi mitra binaan Desa Pegundungan, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Rabu (3/7/2024).
Senior Manager PT PLN Indonesia Power UBP Mrica, Nazrul Very Andhi, memaparkan program kampung kopi konservasi dan perkembangannya hingga saat ini. Acara dihadiri oleh Sekretaris Perusahaan PT PLN Indonesia Power, Agung Siswanto, beserta tim dari Head Office dan perwakilan dari Unit Adipala, Saguling, dan Kamojang.
Dalam acara tersebut, diserahkan pula bantuan kepada kelompok. Bantuan berupa injeksi nutrisi pohon kopi, pengembangan rumah produksi nutrisi tanaman organik Senggani, 10.000 bibit kopi arabika
Sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah produksi nutrisi tanaman organik, Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro melakukan penandatanganan prasasti. Beliau menyatakan bahwa produksi nutrisi tersebut merupakan sistem pendukung dari pengembangan kopi konservasi. “Harapannya ke depan, program ini bisa semakin ditingkatkan dan diperluas ke daerah lainnya,” ujar Sigit.