Purbalingga, serayunews.com
Keluh kesah para sopir angkot itu, tercurahkan di hadapan Kapolres Purbalingga, AKBP Era Johny Kurniawan dan Kasat Lantas, AKP Mia Novrila Safitry. Dalam suasana santai, satu persatu sopir menyampaikan kendala-kendala mereka.
Mulai dari sepinya penumpang sejak makin banyaknya sepeda motor pribadi, hingga makin tersisihnya angkot saat muncul taksi dan ojek online.
Kini di Purbalingga, kondisi semakin parah dengan keberadaan odong-odong. Sebab, angkutan wisata itu kini tak hanya sebagai armada hiburan anak semata. Tak jarang, odong-odong ikut mengangkut penumpang untuk tujuan tertentu.
“Yang banyak kami obrolkan tadi (bersama kapolres, red) ya soal odong-odong, karena itu juga berdampak pada kita,” kata salah seorang sopir angkot, Suyatno.
Odong-odong yang tak ada izin trayek, kini menjadi armada pengangkut penumpang. Seperti rombongan kondangan, odong-odong pun siap mengantar. Keliling tempat wisata pun, tak menolak karena tarif murah menjadi daya tariknya. Namun, segi aturan dan keselamatan terabaikan.
“Nah itu kan dari aturan sudah salah, armada yang sudah modifikasi, izin trayek tidak ada. Belum lagi segi keamanan juga gimana itu,” ujarnya.
Merespons keluh kesah para sopir angkot, AKBP Era Johny pun berjanji, akan ikut mencarikan solusi. Secara regulasi, nanti akan melakukan koordinasi dengan Dishub.
“Ya kami dengar, kami tampung, nanti kita coba koordinasikan dengan dinas terkait,” kata Kapolres.
AKP Mia menambahkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan kelompok sopir odong-odong. Pada pertemuan itu ada sosialisasi dan menampung kendala-kendala yang ada.
“Sudah melakukan pertemuan, sosialisasi, nanti akan tindak lanjut dengan dishub dan dinporapar, kita cari solusi,” ujarnya.
Pertemuan jajaran Polres Purbalingga siang itu, berakhir dengan pembagian paket sembako kepada para sopir angkot. Baksos itu sebagai bentuk kepedulian Polisi pada usaha jasa yang terdampak kenaikan harga BBM.