Cilacap, Serayunews.com
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo menjelaskan, intensitas hujan masih ada tetapi mulai berkurang karena akan masuk musim kemarau.
Sebelum memasuki musim kemarau, biasanya ada peralihan musim ditandai dengan arah angin yang mulai bervariasi dan suhu udara yang mulai meningkat. Sehingga dengan adanya peningkatan suhu udara tersebut, beberapa hari terakhir ini suhu udara di Cilacap terasa panas dan gerah.
“Tambah panas suhunya juga dikarenakan adanya pergerakan semu matahari. Saat ini matahari mulai berpindah dari belahan bumi selatan ke belahan bumi Utara, bulan kemarin, Februari suhu maksimal 33°C sekarang masih kisaran 32°C , kedepan bisa lebih dari 32°C,” jelasnya.
Menurutnya, puncak musim hujan sudah terjadi pada bulan November 2020. Meskipun sudah terlewati, saat ini di Cilacap dan sekitarnya masih terjadi hujan.
“Bulan Maret, April dan Mei 2021 diperkirakan masih ada hujan turun, tetapi intensitasnya semakin berkurang seiring dengan akan segera masuk ke musim kemarau yang diperkirakan di bulan Juni 2021,” ujar Teguh, Senin (08/03/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, pada saat transisi nanti, juga biasanya terdapat pertumbuhan awan cumolonimbus yang bisa menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin puting beliung.
“Menghadapi musim peralihan nanti perlu antisipasi terhadap lingkungan sekitar, sebagai contoh pohon-pohon yang rapuh segera dipangkas, jangan berlindung di bawah baliho, bila terkena angin bisa roboh, cepat pulang dari persawahan bila sudah mendung, mengantisipasi sambaran petir dll,” terangnya.
Perkembangan cuaca saat ini, kata dia, masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terkadang disertai petir antara sore hingga malam hari.
Selain itu, untuk arah angin terjadi dari arah barat dengan kecepatan 5-40 km/jam. Sedangkan kondisi cuaca di laut masih berpotensi gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter.
“Nelayan dihimbau tetap waspada terhadap gelombang tinggi ini,” pungkasnya.