SERAYUNEWS-Maraknya tindakan kekerasan berbasis gender dan anak membuat prihatin banyak pihak, untuk itu Dharma Wanita Persatuan Banjarnegara melakukan sosialisasi dan parenting terkait pencegahan tindak kekerasan.
Kegiatan yang dilangsungkan di Sasana Abdi Praja Banjarnegara, Jumat (23/5/2025) ini mengambil tema ‘Peran Orangtua dan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan Berbasis Gander dan Anak’.
Acara tersebut diikuti oleh angota Dharma Wanita dari berbagai unsur, mulai dari Dinas, Badan, instansi vertikal, hingga tingkat kecamatan dan kelurahan, termasuk perwakilan sekolah dan guru BK yang ada di Banjarnegara.
Pada kesempatan tersebut, panitia menghadirkan dua narasumber yakni psikolog RSUD Banjarnegara Gones Saptowati dan dari Polres Banjarnegara yakni Iptu Saripin.
Dalam paparannya, Gones yang merupakan psikolog menyampaikan materi tentang peran strategis orangtua dan masyarakat. Gones juga menjelaskan bahwa kekerasan berbasis gender dan anak merupakan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada individu berdasarkan identitas gendernya, termasuk kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi.
“Bentuknya beragam, antara lain kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan seksual, penelantaran, eksploitasi tenaga kerja maupun seksual, serta diskriminasi berbasis gender,” ujar Gones.
Menurutnya, berdasarkan data KPAI pada 2024, setiap jam ada 2 anak mengalami kekerasan. Sementara survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja (SNPHAR) tahun 2024 menunjukkan 1 dari 2 anak usia 13 -17 tahun pernah mengalami setidaknya satu kekerasan selama rentang hidupnya.
Namun, sedikit sekali korban yang berani speak up dan melapor. Untuk itu Gones meminta masyarakat tidak takut bicara (speak up) dan melapor kepada pihak berwenang, dalam hal ini Kepolisian, Dinas Sosial, maupun P2TP2A atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak. P2TP2A adalah lembaga yang menyediakan layanan terpadu bagi perempuan dan anak, terutama yang menjadi korban kekerasan
“Di Kabupaten Banjarnegara, P2TP2A selalu siaga melayani, mendampingi dan melakukan asesmen bagi korban tindak kekerasan gender dan anak. Kita dampingi sampai sidang. Jadi jangan takut untuk melapor. Alamat P2TP2A ada di Jalan HOS Cokroaminoto No. 9, dekat dengan kantor Telkom Banjarnegara,” Kata Gones yang juga Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jawa Tengah ini.
Sementara itu, Iptu Saripin dalam materinya mengajak peserta untuk bersama-sama mencegah tindak kekerasan dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Menurutnya, kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa ditolerir. Ia mengajak masyarakat untuk mengaktifkan lembaga masyarakat seperti RT, RW, PKK, Karang Taruna, serta bekerja sama dengan kepolisian, lembaga pendidikan, serta lembaga perlindungan anak dan perempuan.
“Dengan sosialisasi ini kita belajar bersama bagaimana cara mencegah, mengenali dan mencari bantuan jika terjadi tindak kekerasan. Mari kita ciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah di Kabupaten Banjarnegara,” katanya.
Sementara itu Ketua Yayasan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banjarnegara, Sri Rejeki Indarto, menyampaikan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak, dalam bentuk fisik, psikis, maupun seksual adalah ancaman serius yang harus kita cegah dan tangani bersama.
“Dharma Wanita berkomitmen untuk melindungi perempuan dan anak-anak dari kekerasan. Parenting ini merupakan bentuk upaya kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melindungi perempuan dan anak,” katanya.