Saat Ganjar datang, ia melihat sejumlah pasien yang dirawat di tenda darurat depan rumah sakit. Setelah bertanya pada jajaran direksi, ternyata pasien-pasien itu masih menunggu antrian masuk IGD sekaligus menunggu hasil PCR yang berjalan.
“Itu masih menunggu antrian, sambil menunggu hasil tes PCR,” kata Direktur RSUD Moewardi, Cahyono.
Cahyono menerangkan, beberapa waktu lalu memang terjadi lonjakan pasien. Beberapa pasien sampai di lobi rumah sakit.
“Tapi sekarang kami sudah tangani. Kami menambah tempat tidur baru. Ada 80 tempat tidur yang sudah kami siapkan,” jelasnya.
Ganjar sendiri mengapresiasi langkah cepat Direksi RSUD Moewardi Solo yang dengan cepat melakukan penanganan. Namun, Ganjar meminta agar pasien-pasien yang saat ini ditenda darurat, segera cepat ditangani.
“Sudah bagus ya, sudah ada tambahan tempat tidur 80, SDM juga kami tambah dan pasokan oksigen bisa dikendalikan. Tapi saya minta, waktu jeda menunggu pasien dikurangi. Saya minta mereka menunggu tidak lebih dari sehari. Dalam waktu sehari itu, _checking_ (pengecekan) dilakukan termasuk proses (tes) swab,” kata Ganjar.
Ganjar menerangkan, RSUD Moewardi memang menjadi rujukan pasien dari berbagai daerah di Solo Raya. Ia memastikan bahwa tekanan di rumah sakit itu pasti sangat tinggi.
“Direksi saya minta meningkatkan kapasitas, kalau ada kesulitan segera laporkan ke kami, biar kami backup dari Provinsi. Harapannya, semua bisa membantu kelancaran pengobatan pada pasien yang datang ke sini,” tutupnya.