Purwokerto, serayunews.com
Berada di kantor Peradi SAI Purwokerto, Ari Santoso menjelaskan awal mula tangannya bisa diamputasi. Mulanya dia datang ke Rumah Sakit Siaga Medika pada hari Rabu tanggal 5 Mei, karena sakit perut dan muntah-muntah. Sampai di rumah sakit dirinya kemudian diinfus.
“Awal dinfus tidak begitu sakit. Tetapi lama-lama sakit banget, tangannya. Besoknya juga tambah sakit sekali, dan tangan saya juga membiru,” kata dia, Senin (7/6).
Ari menambahkan, hingga hari Jumat dirinya tidak mendapatkan penanganan dari dokter. Hingga akhirnya dia meminta bantuan anaknya untuk menemui pihak rumah sakit, hingga akhirnya ada pemeriksaan oleh pihak rumah sakit, dan merekomendasikan tangannya untuk diamputasi untuk keselamatan. Hingga kemudian mereka pun setuju untuk diamputasi, dan pada hari Minggu pun dilakukan operasi tersebut.
“Saat saya mendapatkan kabar tangan saya harus diamputasi, saya langsung menangis. Saya baru tahu rasanya diinfus, karena sumur-umur saya baru kali ini diinfus,” ujarnya sembari berkaca-kaca.
Atas peristiwa tersebut, dirinya kemudian berusaha melakukan upaya hukum dengan menggandeng Peradi SAI Purwokerto. Untuk keadilan atas hal yang diterima oleh dirinya.
Masih di tempat yang sama, Ketua Peradi SAI Purwokerto, Djoko Susanto menjelaskan, atas peristiwa tersebut, pihaknya akan melakukan upaya hukum, dengan melaporkan ke Presiden melalui Menteri Kesehatan (Menkes). Karena dianggap tidak wajar, datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut atau penyakit dalam. Namun, justru tangannya yang diamputasi.
“Karena penanganan di rumah sakit, yang justru mengakibatkan dugaan pecahnya pembulu darah di tangah, hingga akhirnya harus diamputasi,” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan upaya advokasi untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit. Selain karena dugaan malpraktik tersebut, pihaknya juga menyayangkan jika kliennya juga disatukan kamarnya dengan pasien Covid-19 pada saat perawatan di Rumah Sakit.
Sementara itu menurut Direktur Rumah Sakit Siaga Medika Purwokerto, dr Panji Anggara dalam telekonferensi bersama sejumlah wartawan pihaknya membenarkan bahwa Air Santoso memang salah satu pasien di rumah sakitnya. Namun, terkait sampai diamputasi tangannya tersebut, dirinya dari pihak management akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan dokter yang menanganinya.
“Secara resmi kami belum mendapatkan permintaan penjelasan atau yang lain. Kalau tadi informasinya kalau menanyakan terkait pasien, memang itu pasien Rumah Sakit Siaga Medika. Kalau detailnya, kami sebenarnya baru mau koordinasi dengan dokter yang memberikan pelayanan. Karena dokter yang menangani bukan cuman satu, ada dokter dalam, ortopaedi dan dokter paru, detailnya otomatif harus kami menanyakan ke beliau,” ujarnya.