SERAYUNEWS– Sejumlah wilayah di Indonesia tengah mengalami kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, dan penyebaran polusi udara. Bahkan, sejumlah daerah ada yang mengalami krisis air, sehingga perlu mendapat bantuan suplai air dari pemerintah, demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dalam Islam, terdapat tuntunan untuk memohon hujan dengan cara melaksanakan shalat meminta hujan (shalat istisqa). Hal itu sehubungan dengan terjadinya musibah seperti kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, dan penyebaran polusi udara, yang tidak dapat dikendalikan karena terlalu lama tidak turun hujan.
Dalam keterangan di laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, kepada masyarakat Indonesia yang terkena dampak musibah diimbau agar melaksanakan shalat meminta hujan (shalat istisqa). Adapun untuk tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah setempat mengimbau kepada masyarakat untuk berpuasa selama tiga hari.
2. Pada hari ke empat seluruh masyarakat berkumpul di lapangan pada waktu pagi. Hal ini sama seperti saat waktu salat Idul Fitri atau Idul Adha, untuk melaksanakan shalat berjamaah.
3. Kemudian membaca niat shalat meminta hujan (shalat istisqa) yaitu:
أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: Aku sengaja shalat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta’ala
4. Pelaksanaan shalat sama dengan shalat Idul Fitri atau Idul Adha, yang mana sesudah takbiratul ihram, melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali takbir pada rakaat kedua dan dilanjutkan dengan rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam.
5. Khatib menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.
Untuk khutbah shalat istisqa terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tata caranya dalam salat istisqa sama dengan yang dilakukan khatib salat id, membaca takbir 9 kali pada khutbah pertama dan takbir 7 kali pada khutbah kedua.
Sementara itu, dalam materi khutbah, dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.
Setiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jamaah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.
Berikut tata cara sholat istisqa secara lengkap
1. Membaca niat shalat istisqa berikut ini :
“Ushalli sunnatal istisqa’i rak’ataini (imaaman/ma’muman) lillahi ta’ala”
2. Takbiratul ihram dengan membaca takbir sebanyak 7 kali pada rakaat pertama.
3. Membaca kalimat ta’awudz atau “
4. Setelah membaca kalimat ta’awudz dilanjutkan dengan membaca doa iftitah, Al Fatihah, dan surah apapun di dalam Al Quran.
5. Ruku’ dan tuma’ninah.
6. Sujud dua kali dan tuma’ninah.
7. Kembali berdiri dan takbiratul ihram dengan membaca takbir sebanyak 5 kali pada rakaat kedua.
8. Dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah dan surah apapun di dalam Al Quran.
9. Dilanjutkan dengan ruku’ dan sujud seperti rakaat sebelumnya.
10. Duduk tasyahud akhir.
11. Membaca istighfar sebanyak 9 kali pada khutbah pertama.
12. Membaca istighfar sebanyak 7 kali pada khutbah kedua.
13. Setelah selesai melaksanakan shalat istisqa, dianjurkan membaca doa khusus sesudah shalat istisqa.