SERAYUNEWS – Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu untuk jenjang Sekolah Dasa (SD) tingkat Kabupaten Banyumas. Festival tersebut digelar sebagai wujud nyata perlindungan dan pelestarian bahasa daerah khususnya Bahasa Jawa di Sekita Kanto Dindik Banyumas.
Kepala Dindik Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono mengungkapkan bahwa festival diselenggarakan selama dua hari yakni hari Rabu dan Kamis (18-19/9/2024). Festival itu merupakan kegiatan yang diupayakan untuk terus mempertahankan bahasa daerah agar tidak punah dan bisa terus dilestarikan oleh anak-anak generasi berikutnya.
“Sebuah kegiatan yang bagus karena memiliki nilai sisi strategi yang bagus. Yang pertama memberikan satu referensi kepada anak-anak kita tentang bangga menjadi orang jawa yang notabene memiliki ciri khas yang tidak dimiliki orang lain. Yang kedua menjadi pewaris budaya dan bahasa jawa ini sebagai bahasa dan budaya yang lebih baik, sehingga tugas kita adalah bagaimana mengkayakan Indonesia. Sehingga, anak-anak kita bangga menjadi suku jawa dan bahasanya tapi juga bangga menjadi orang Indonesia,” kata dia, Rabu (18/9/2024).
Joko menambahkan, melalui festival tersebut juga dapat memberikan akses bagi para generasi milenial. Sehingga, nantinya generasi milenial akan semakin bangga menggunakan bahasa daerah dan generasi muda juga dapat mengetahui prinsip Trigatra Bahasa yaitu Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing.
Masih di lokasi yang sama, Kabid Pembinaan SD Dindik Kabupaten Banyumas, Ichya Mahluqie mengungkapkan bahwa tujuan diselenggarakannya festival tersebut untuk memperkenalkan, melestarikan bahasa dan kebudayaan daerah. Selain itu, juga untuk menggali potensi serta meningkatkan prestasi peserta didik, khususnya dalam bidang bahasa daerah.
“Selain itu juga untuk menambah wawasan dan pengalaman peserta didik, menumbuhkan peran sekolah dan peserta didik agar mempunyai cita-cita yang luruh guna membangun Negara Indonesia yang dicita-citakan serta membangun iklim kompetisi yang sehat bagi sekolah maupun peserta didik,” kata dia.
Ichya juga menambahkan, dalam festival tersebut ada tujuh cabang olahraga yang diperlombakan yakni mendongeng, menulis Cerkak, menulis dan membaca Aksara Jawa, Sesorah/Berpidato, Komedi Tunggal, membaca Geguritan dan nembang Macapat. “Jumlah peserta masing-masing cabang lomba sebanyak 27 siswa putra dan putri yang mewakili masing-masing kecamatan,” kata dia.