Purwokerto, serayunews.com
Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Banyumas, dr Arif Sugiono menyampaikan, belum lama ini memang ada laporan dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) soal adanya balita yang meninggal karena gagal ginjal.
“Kasus itu, jauh sebelum edaran ada (Kementerian Kesehatan terkait gagal ginjal akut misterius pada anak, red). Dugaannya mengarah, tetapi ada sakit lain yang menyebabkan adanya gangguan di ginjal. Jadi masih dugaan,” ujarnya, Jumat (21/10/2022).
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, meninggalnya anak usia delapan bulan tersebut bermula pada tanggal 1 Oktober sore. Si anak masuk IGD RSIA Bunda Arif dengan keluhan lemas, demam, diare dan muntah. Kemudian sekitar pukul 20.30 WIB, ke RSUD Margono Soekarjo dengan keluhan sama dan sudah mengalami penurunan kesadaran, sehingga mendapatkan perawatan di PICU dengan dehidrasi berat.
Kemudian tanggal 3 Oktober 2022, anak tersebut coba untuk ke RS rujukan di Yogyakarta. Hingga kemudian tanggal 8 Oktober, balita tersebut meninggal dunia di RSUD Margono Soekarjo pukul 09.20 WIB.
“Pihak dinas kesehatan sudah melakukan penelusuran, itu kasus terjadi sudah lebih dari 10 hari lalu, sebelum ada edaran terkait GGAA dari Kemenkes. Melihat perjalanan penyakitnya, ada kemungkinan kenaikan ureum dan kreatinin karena kondisi dehidrasi berat. Tetapi untuk kehati-hatian, tetap kemungkinan AKI/GGAA menjaga dugaan yang tidak bisa disingkirkan,” kata dia.
Setelah memberikan laporan ke Kemenkes RI, kasus dari balita delapan bulan tersebut bukan merupakan Gagal Ginjal Akut Atipik (GGAA).
“Infor terbaru dari Kemenkes dan Dinkesprov, untuk kasus itu sudah di-exclude dari kasus GGA. Tetapi untuk kehati-hatian, tetap ada pendalaman,” ujarnya.