SERAYUNEWS- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan 2025/2026 banyak terjadi November-Desember 2025 di Indonesia bagian barat.
Sementara pada Januari hingga Februari 2026 prakiraan terjadi di Indonesia bagian selatan dan timur. Saat musim hujan, warga harus mewaspadai adanya angin kencang.
Fenomena ini hampir setiap hari terjadi di berbagai kota, membawa dampak serius seperti pohon tumbang, banjir, hingga kerusakan bangunan.
Tidak jarang, hembusan angin yang tiba-tiba juga memicu kecelakaan di jalan raya dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
Dalam kondisi seperti ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk tidak mencela angin, melainkan memohon kebaikan dan perlindungan dari keburukan yang mungkin ditimbulkannya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kalian mencela angin, karena ia berasal dari rahmat Allah. Angin bisa membawa rahmat dan bisa pula membawa azab. Jika kalian melihatnya, mintalah kepada Allah kebaikannya, dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.”
(HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa angin adalah ciptaan Allah SWT yang memiliki peran penting.
Ia bisa menjadi rahmat, namun juga bisa menjadi musibah sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, doa menjadi bentuk perlindungan yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Doa ini sesuai dengan hadits sahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا
Allahumma inni as’aluka khairahaa wa a’uudzubika min syarriha
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya.”
Doa ini diriwayatkan dalam hadits sahih oleh Imam Muslim dan Tirmidzi dari Aisyah RA:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلْتَ بِهِ
Allahumma inni as’aluka khairahaa wa khaira maa fiiha wa khaira maa ursilat bihi wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi.
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan apa yang ada padanya, dan kebaikan tujuan angin ini dihembuskan. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang ada padanya, dan keburukan tujuan angin ini dihembuskan.”
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW mengingatkan bahwa angin adalah bagian dari rahmat Allah, namun bisa juga membawa azab. Karena itu beliau menganjurkan doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا
Allahumma inni a’udzu bika min syarriha
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini.”
Ketika melihat awan hitam, Nabi SAW bahkan menghentikan aktivitasnya dan segera berdoa memohon perlindungan. Dan saat turun hujan, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Allahumma shayyiban naafi’an
Artinya:
“Ya Allah, turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan keberkahan.”
Rasulullah SAW juga mengajarkan doa khusus ketika hujan turun deras disertai angin kencang agar tidak menimbulkan kerusakan:
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wadz zhuroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.
Artinya:
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”
(HR Bukhari)
Dengan membaca doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW, umat Muslim diingatkan untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT.
Angin, hujan, dan seluruh fenomena alam adalah tanda kebesaran-Nya. Doa menjadi sarana agar kita memperoleh perlindungan, ketenangan, serta dijauhkan dari segala keburukan akibat cuaca ekstrem.