SERAYUNEWS- Rabu Wekasan atau kita kenal juga dengan istilah Rebo Wekasan merupakan tradisi keagamaan yang hidup di tengah masyarakat muslim Nusantara, khususnya di Jawa, Sunda, Madura, hingga sebagian Sumatra.
Tradisi ini dilaksanakan setiap Rabu terakhir di bulan Safar (bulan kedua dalam kalender Hijriah). Sebagian masyarakat percaya bahwa pada malam Rabu terakhir Safar, Allah SWT menurunkan bala atau musibah sebanyak 320.000 bencana ke muka bumi.
Untuk itu, umat Islam berdoa memohon perlindungan dan keselamatan agar terhindar dari marabahaya.
Meskipun keyakinan ini tidak terdapat dalam dalil syar’i secara langsung, tradisi Rabu Wekasan dipandang sebagai sarana memperbanyak doa, salat, dan sedekah amalan yang dianjurkan dalam Islam.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai Doa Tolak Bala Rabu Wekasan 2025, disertai teks latin, Arab, arti, dan penjelasan lengkapnya:
Tradisi Rabu Wekasan dipercaya berasal dari warisan para ulama terdahulu. Menurut catatan sejarah Jawa Islam, istilah “wekasan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “terakhir”.
Artinya, Rebo Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar. Beberapa ulama Jawa menyebarkan ajaran ini sebagai upaya mengingatkan umat untuk memperbanyak doa dan ibadah di bulan Safar, yang oleh sebagian kalangan diyakini sebagai bulan penuh cobaan.
Oleh karena itu, masyarakat menjalankan salat sunnah, membaca doa tolak bala, mengaji bersama, serta melakukan sedekah.
Di sejumlah daerah, Rabu Wekasan juga menjadi momen kebersamaan masyarakat. Ada yang mengadakan kenduri, doa bersama, hingga membagikan makanan sebagai bentuk sedekah.
Teks Arab
اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ، غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Teks Latin
Allahummaftah lana abwabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaban ni‘mah, wa abwabar rizqi, wa abwabal quwwah, wa abwabas shihhah, wa abwabas salamah, wa abwabal ‘afiyah, wa abwabal jannah. Allahumma ‘afina min kulli bala’id dunya wa ‘adzabil akhirah, washrif ‘anna bi haqqil Qur’anil ‘azhim wa nabiyyikal karim syarrad dunya wa ‘adzabal akhirah. Ghafarallahu lana wa lahum bi rahmatika ya arhamar rahimin. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘an ma yashifun, wa salamun ‘alal mursalin, walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Arti Doa
“Ya Allah, bukakanlah bagi kami pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kenikmatan, pintu rezeki, pintu kekuatan, pintu kesehatan, pintu keselamatan, pintu afiyah, dan pintu surga. Ya Allah, jauhkanlah kami dari segala bala dunia dan siksa akhirat. Palingkanlah kami dari keburukan dunia dan siksa akhirat dengan hak Al-Qur’an-Mu yang agung dan dengan kedudukan Nabi-Mu yang mulia. Ampunilah kami dan mereka dengan rahmat-Mu, wahai Zat Yang Maha Pengasih. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Mulia dari apa yang mereka sifatkan. Semoga keselamatan tercurah kepada para rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
1. Niat Salat
Usholli sunnatal lidaf’il balaa rokatainii lillaahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat salat sunnah untuk tolak bala dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Tata Cara Pelaksanaan
Secara umum, salat tolak bala dilaksanakan seperti salat sunnah lainnya. Namun, sebagian masyarakat menambahkan bacaan surat tertentu pada tiap rakaat:
1. Fatwa NU Jawa Tengah
Hasil musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang menegaskan, tidak ada salat khusus untuk Rabu Wekasan.
Namun, umat Islam diperbolehkan melaksanakan salat sunnah mutlak atau salat hajat dengan niat memohon perlindungan kepada Allah SWT.
2. Pandangan Buya Yahya
KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya menjelaskan, tidak ada ajaran langsung dari Rasulullah SAW mengenai amalan khusus Rabu Wekasan.
Namun, jika seseorang melakukannya sebagai wujud doa, salat hajat, atau sedekah, maka hal itu diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Dia menegaskan, amal ibadah seperti salat hajat dan sedekah adalah ajaran Nabi Muhammad SAW yang dianjurkan, sehingga bisa dilakukan sebagai bentuk ikhtiar menolak bala.
Terlepas dari perbedaan pandangan, tradisi Rabu Wekasan membawa hikmah positif, antara lain:
⦁ Menguatkan iman dan tawakal : umat Islam semakin dekat kepada Allah SWT melalui doa dan ibadah.
⦁ Memupuk solidaritas sosial : tradisi sedekah dan doa bersama mempererat ukhuwah antarwarga.
⦁ Menghidupkan budaya religius lokal : menjaga tradisi Islam Nusantara yang bernuansa kearifan lokal.
⦁ Mendorong amal kebajikan : umat terdorong untuk memperbanyak ibadah, doa, serta berbagi rezeki.
Rabu Wekasan adalah tradisi keagamaan yang berkembang di masyarakat muslim Indonesia, khususnya di Jawa dan sekitarnya.
Tradisi ini dilaksanakan pada Rabu terakhir bulan Safar dengan doa, salat sunnah, dan sedekah sebagai bentuk permohonan perlindungan kepada Allah SWT.
Walaupun tidak ada dalil khusus dari Rasulullah SAW, para ulama membolehkan tradisi ini selama diniatkan sebagai salat sunnah mutlak, salat hajat, dan amal kebajikan lainnya.
Doa tolak bala Rabu Wekasan mengajarkan umat Islam untuk selalu bersandar kepada Allah SWT, menjaga hubungan baik dengan sesama, serta menjadikan setiap ujian hidup sebagai jalan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.