SERAYUNEWS – Ratusan driver ojek online (ojol) dari wilayah Banyumas Raya, baik roda dua (R2) maupun roda empat (R4), menggelar aksi damai pada Selasa (20/5/2025).
Aksi ini mulai dari Jalan S. Parman dan berlanjut dengan konvoi menuju Alun-alun Purwokerto, sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan regulasi transportasi daring.
Para driver berasal dari berbagai platform aplikator, seperti Gojek, Grab, ShopeeFood, Maxim, hingga InDriver.
Koordinator aksi, Arbi Rusmana, menyampaikan bahwa aksi ini membawa empat tuntutan nasional, yaitu:
Selain itu, driver juga menuntut penghapusan sistem internal aplikator yang dianggap merugikan mitra pengemudi, yakni:
“Selama ini kami tidak mendapatkan perlindungan yang layak dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan. Sejak 2018 hingga 2025, seolah mereka tidur pulas tanpa peduli pada nasib kami yang bekerja keras di jalan,” tegas Arbi.
Salah satu driver roda dua, Rani (37), menuturkan bahwa sistem slot order justru memaksa driver bekerja dalam tekanan.
Jika tidak ikut slot, mereka tidak mendapatkan order sama sekali. Namun jika ikut, tarif pengantaran makanan hanya Rp5.000–Rp6.000.
“Bayangkan, kami harus beli bensin, jaga motor, tapi dibayar segitu. Ini tidak manusiawi,” keluhnya.
Aksi ini juga diiringi dengan off-bid massal dari seluruh driver berbagai aplikator mulai pagi hingga pukul 15.00 WIB. Arbi menyebut aksi ini adalah bagian dari gerakan nasional, meski tetap tanpa paksaan bagi yang memilih tetap aktif.
“Kami hanya mengajak, bukan memaksa. Tapi kami berharap semua mitra driver memahami bahwa ini perjuangan untuk kepentingan bersama,” ujarnya.
Aksi damai ini menunjukkan bahwa tuntutan revisi regulasi transportasi online kini menjadi kebutuhan mendesak. Para driver berharap pemerintah segera mengambil sikap tegas untuk memberikan perlindungan hukum, regulasi tarif yang adil, dan penghapusan sistem yang menekan para pekerja transportasi daring.