SERAYUNEWS – Dunia pendakian Indonesia tengah berduka. Pada Sabtu, 1 Maret 2025, dua pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia saat melakukan pendakian di Puncak Carstensz, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Kabar duka ini menyelimuti komunitas pendakian dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga serta kerabat yang ditinggalkan.
Lilie dan Elsa dilaporkan tewas akibat hiportemia setelah cuaca buruk melanda kawasan Puncak Carstensz.
Tim SAR Timika berhasil mengevakuasi jenazah Elsa dan membawanya ke RSUD Timika. Sementara itu, evakuasi jenazah Lilie terpaksa ditunda akibat kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
Keduanya, yang berusia 60 tahun, merupakan sosok inspiratif bagi banyak pendaki, terutama wanita.
Mereka membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian dan menaklukkan tantangan.
Ekspedisi yang mereka ikuti tidak hanya melibatkan pendaki senior, tetapi juga beberapa nama terkenal.
Di antaranya adalah Fiersa Besari, seorang musisi dan penulis yang dikenal dengan kecintaannya pada alam.
Selain itu, ada pula pendaki berpengalaman seperti Indira Alaika, Furki Saroni, dan Ludy Hadiyanto, serta tiga pendaki asing dari Turki dan Rusia.
Pendakian 20 orang menuju Puncak Carstensz dimulai pada Jumat, 28 Februari 2025. Lilie dan Elsa berhasil mencapai puncak pada hari yang sama dengan ketinggian 4.884 mdpl.
Namun, saat perjalanan turun menuju Lembah Kuning, mereka menghadapi cuaca ekstrem. Hujan deras, salju, dan angin kencang menyebabkan lima pendaki mengalami hiportemia.
Meski tiga orang berhasil selamat, Lilie dan Elsa yang berada di lokasi Teras II tidak mampu bertahan dan dinyatakan meninggal dunia.
Pada 2 Maret 2025, jenazah keduanya berhasil dievakuasi ke Lembah dengan helikopter menuju Timika. Kemudian, jenazah dipulangkan ke Jakarta untuk dimakamkan.
Lilie Wijayanti Poegiono lahir di Malang pada 2 Oktober 1965. Ia adalah pendaki berpengalaman yang dikenal dengan akun Instagram @mamakpendaki.
Selain itu, ia juga seorang perancang busana dengan label La Belle Femme (LBF). Petualangannya dimulai sejak usia 18 tahun saat mendaki Gunung Bromo bersama sahabatnya, Elsa.
Setelah meniti karier di Telkom, kecintaannya pada pendakian kembali berkobar berkat media sosial.
Dalam dunia pendakian, Lilie telah menaklukkan enam dari tujuh puncak Seven Summits Indonesia.
Elsa Laksono lahir di Malang pada 24 Juli 1965. Ia seorang dokter gigi yang dikenal dengan julukan ”Mamak Gigi” dan aktif membagikan pengalaman pendakiannya di Instagram @explorewithelsa.
Sejak muda, Elsa telah mendaki banyak gunung di Indonesia, seperti Gunung Sumbing, Papandayan, Slamet, dan Mahameru.
Pada tahun 2019, ia bahkan berhasil mencapai Base Camp Everest di Nepal.
Persahabatan erat Lilie dan Elsa bermula sejak SMP dan berlanjut hingga SMA di SMAK St. Albertus Malang (SMA Dempo).
Keduanya terus berbagi kecintaan pada dunia pendakian.
Bersama seorang teman, mereka mendirikan grup ”Kura-kura Gunung” yang kini telah menjelajahi puluhan gunung di Indonesia dan luar negeri.
Mereka menyebut diri sebagai ”Hiking Queen” dan menganggap alam sebagai taman bermain mereka.
Lilie pernah menulis, ”Kami bukan ratu dansa, kami ratu pendakian.”
Setelah lama berpisah, semangat mendaki mereka kembali berkobar saat Elsa merayakan ulang tahun ke-50 dengan mendaki Gunung Semeru.
Sayangnya, perjalanan pendakian mereka berakhir di Puncak Carstensz.
Perjalanan mereka mungkin telah berakhir, tetapi semangatnya akan terus hidup di hati para pendaki.
Lilie dan Elsa telah membuktikan bahwa impian dapat diwujudkan, dan persahabatan adalah kekuatan yang tak ternilai.***