SERAYUNEWS– DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cilacap menanam jagung di lahan pertanian tadah hujan seluas satu hektar di wilayah Dusun Bojongmeros, Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang, Cilacap, pada Minggu (19/05/2024). Aksi ini sebagai bentuk dukungan program ketahanan pangan pengganti beras, sekaligus rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2024.
Aksi penanaman ini, turut dihadiri Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cilacap Taufik Nurhidayat beserta jajarannya, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Cilacap, para Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) se Kabupaten Cilacap, dan para warga petani di Desa Pahonjean dan sekitarnya.
Taufik Nurhidayat mengatakan, bahwa penanaman budidaya jagung merupakan langkah nyata dalam program ketahanan pangan di Kabupaten Cilacap. Menurutnya jagung bisa menjadi makanan pokok pengganti beras dan mengandung gizi yang tinggi.
“Kita memilih tempat di sini sawahnya tadah hujan, panen setahun sekali. Maka, pasca panen kita bersama petani menanam bibit jagung, pertama untuk kebutuhan pengganti beras,” ujar Taufik.
Bibit jagung yang ditanam tersebut adalah jenis jagung hibrida bertongkol dua. Hal ini dikarenakan bahwa jagung hibrida memiliki keunggulan di antaranya potensi hasil yang tinggi, tahan terhadap serangan hama. Lalu, memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap berbagai faktor.
“Instruksi kita, ranting bersama masyarakat agar menggunakan lahan tidur yang tidak terpakai. Kita optimalkan supaya Indonesia tidak impor beras,” imbuh Taufik.
Kendati demikian, masyarakat setempat di hadapkan sejumlah kendala di antaranya terkait akses untuk mengangkut hasil pertanian. Sehingga harus menambah biaya produksi.
“Untuk itu, dengan adanya fraksi yang merupakan kepanjangan partai, maka partai nanti memberikan rekomendasi supaya daerah sentral pangan, daerah berpenghasilan, supaya akses mudah agar dibangun jembatan,” tambahnya.
Sedangkan terkait dengan kondisi lahan pertanian, lanjut Taufik, ke depan perlu diperhatikan soal pengairannya yaitu dengan memperbanyak sumur pantek.
“Untuk mengatasi masalah itu, selain dibangun jembatan, juga diperbanyak sumur pantek untuk pengairan. Ini bagian penyerapan aspirasi dari lapangan langsung,” tandasnya.