SERAYUNEWS – Progres pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) terus pemerintah lakukan.
Salah satunya adalah pengerjaan patung Istana Garuda. Meskipun akhir-akhir ini, banyak warganet menyoroti bangunan dengan bentuk menyerupai Garuda mengepakkan sayap itu.
Warganet menyebut bangunan itu mirip kelelawar lantaran warnanya hitam. Namun, nantinya bangunan itu akan menjadi sesuatu yang ikonik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki menerangkan bangunan Istana Garuda IKN nantinya akan sesuai desain awal berwarna hijau ketika terkena proses oksidasi.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dari I Nyoman Nuarta selaku desainer Istana Garuda. Menteri Basuki menegaskan bahwa rancangan bangunan akan sama seperti desain akhirnya.
“Kalau menurut Pak Nyoman Nuarta itu nanti kalau kena oksidasi itu jadi hijau,” kata Basuki di Kantor Kemensetneg Jakarta, Selasa (6/8/2024) lalu.
Perubahan warna pada patung Garuda di IKN ini membutuhkan waktu, karena proses oksidasi. Setelah warna dari patung Garuda di IKN ini berubah menjadi hijau, bangunan ini akan terlihat semakin megah dan mewah.
Terlebih, saat malam hari datang. Patung Istana Garuda yang tampak memeluk sebagai tanda melindung Indonesia itu lebih estetik dengan hiasan gemerlap lampu-lampu pada bagian sayapnya.
Seperti kita ketahui, bangunan ini akan menjadi latar belakang sekaligus saksi untuk pertama kalinya upacara HUT RI diselenggarakan di luar Pulau Jawa pada tanggal 17 Agustus 2024 mendatang.
Lantas, siapakah sosok I Nyoman Nuarta yang menjadi desainer patung Istana Garuda di IKN? Ia merupakan pematung Indonesia dan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru (1976).
Nyoman Nuarta telah menghasilkan karya-karya monumental di Tanah Air seperti Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Monumen Proklamasi Indonesia, dan terbaru Taman Kusuma Bangsa yang baru saja diresmikan.
I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali pada 14 November 1951 silam. Beliau adalah anak keenam dari sembilan bersaudara dari pasangan Wirjamidjana dan Samudra.
Setelah lulus dari jenjang SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972. Awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, tetapi setelah dua tahun ia berpindah ke jurusan seni patung.
Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia. Lomba ini adalah awal dari karir Nyoman Nuarta.
Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977.
Sementara itu, Nyoman Nuarta telah menorehkan banyak prestasi dan penghargaan. Bahkan, sejak ia masih di bangku kuliah, termasuk memenangkan Sayembara Monumen Proklamator.
Selain itu, Nyoman juga pernah memperoleh Penghargaan Satyalencana Kebudahaan dari pemerintah RI pada 2014. Lalu pada 2021, ia menerima gelar doctor Honoris Causa dari almamaternya, yakni Institute Teknologi Bandung (ITB).
Penghargaan yang ia terima tak hanya dari dalam negeri. Pada 2018, Nyoman menerima penghargaan Sri Padma dari pemerintah India.
Kemudian pada 2021, ia mendapatkan penghargaan Chevalier dans l’Ordre des Arts et Lettres dari Pemerintah Perancis. Terakhir, ia dinobatkan sebagai Tokoh Peduli Museum dalam perhelatan Indonesia Museum Awards 2022.
Demikian persiapan Istana Garuda menjelang perayaan HUT RI Ke-79 pada Sabtu (17/8/2024) mendatang. Kenali sosok Nyoman Nuarta sebagai perancang desain yang begitu luar biasa.
***