SERAYUNEWS – Fenomena hari tanpa bayangan di Jakarta jam berapa? Warga Jabodetabek akan kembali disuguhkan fenomena alam menarik pada pekan ini, tepatnya antara Rabu hingga Jumat, 8–10 Oktober 2025.
Selama periode tersebut, sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi akan mengalami peristiwa langka yang dikenal dengan sebutan “hari tanpa bayangan.”
Fenomena ini terjadi ketika Matahari berada tepat di posisi zenit, atau tepat di atas kepala pengamat.
Akibatnya, bayangan benda tegak di permukaan bumi nyaris menghilang karena sinar matahari jatuh secara vertikal. Meskipun terlihat sederhana, peristiwa ini merupakan hasil dari dinamika rotasi dan revolusi Bumi yang kompleks.
Hari tanpa bayangan terjadi saat Matahari berada di posisi tertingginya di langit atau titik kulminasi utama.
Pada kondisi ini, arah sinar Matahari jatuh tegak lurus terhadap permukaan bumi, sehingga bayangan benda yang tegak lurus menjadi sangat pendek atau bahkan tidak terlihat sama sekali.
Secara ilmiah, fenomena ini muncul karena kemiringan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya.
Akibat kemiringan tersebut, posisi semu Matahari di langit tampak bergerak dari 23,5° Lintang Utara ke 23,5° Lintang Selatan setiap tahunnya. Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa memiliki keistimewaan: peristiwa ini bisa terjadi dua kali dalam setahun.
Selain menimbulkan rasa takjub, momen ini juga memberikan nilai edukatif. Hari tanpa bayangan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari hubungan antara posisi Matahari, lintang geografis, dan rotasi Bumi.
Pengamatan sederhana seperti ini bahkan sering dijadikan kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah untuk mengenalkan dasar ilmu astronomi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan jadwal lengkap waktu kulminasi utama untuk wilayah Jabodetabek pada Oktober 2025.
Berikut perkiraannya:
Meski selisih waktunya hanya beberapa detik antarwilayah, perbedaan ini wajar karena setiap kota memiliki lintang dan bujur yang sedikit berbeda.
Oleh sebab itu, BMKG menyarankan masyarakat untuk memperhatikan waktu lokal masing-masing agar pengamatan berlangsung tepat saat fenomena terjadi.
BMKG memastikan bahwa fenomena hari tanpa bayangan aman untuk diamati langsung, asalkan dilakukan dengan cara yang benar.
Pengamat disarankan tidak menatap Matahari secara langsung karena dapat merusak retina mata. Sebagai gantinya, gunakan kacamata khusus pengamatan matahari atau alat sederhana seperti pinhole camera yang bisa dibuat dari kardus.
Selain itu, pengamatan bisa dilakukan dengan cara sederhana di halaman rumah. Letakkan benda tegak seperti botol, tongkat, atau tiang pada permukaan datar sekitar pukul waktu kulminasi. Saat bayangan benda tersebut perlahan menghilang, itulah momen puncak hari tanpa bayangan.
Fenomena ini menjadi ajang menarik untuk menumbuhkan rasa ingin tahu tentang alam semesta, terutama bagi anak-anak dan pelajar.
Mereka dapat belajar secara langsung mengenai pergerakan harian Matahari, hubungan antara lintang geografis dan posisi Matahari, serta konsep rotasi dan revolusi Bumi.
Secara keseluruhan, hari tanpa bayangan yang berlangsung pada 8–10 Oktober 2025 bukan sekadar tontonan unik, tetapi juga pengingat betapa menakjubkannya keteraturan alam semesta.
Tanpa perlu alat canggih, siapa pun bisa menikmati dan mempelajari peristiwa astronomi ini langsung dari halaman rumah.
Demikian informasi tentang jadwal fenomena hari tanpa bayangan di Jakarta.***