Ketua FKF NTT Jateng, Kowe Hubertus Alberto usai audiensi dengan Ganjar mengatakan, Indonesia khususnya NTT punya budaya yang beragam. Maka pagelaran budaya bisa jadi ajang pengenalan kepada masyarakat.
“Acara kita nanti membuat semacam gelar budaya, karena kita sadari bahwa kita ini beragam dan berpuluh-puluh jenis budaya apalagi kita NTT saja,” ujarnya.
Berto, sapaan akrabnya, mengatakan siap untuk melaksanakan rencana tersebut. Berto juga senang karena Ganjar sangat antusias dengan keberadaan FKF NTT Jateng.
“Nah tadi sudah ada deal, supaya melalui kita forum flobamora dan ada pendampingan dari rumah Pancasila nanti kita rencana membuat pgelaran budaya dan tidak cuma dari NTT tapi seluruh nusantara,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Berto menyampaikan pada Ganjar bahwa FKF NTT Jateng lahir sebagai wadah bagi masyarakat NTT yang sudah lama menetap maupun yang baru akan pindah ke Jawa Tengah.
“Kami sangat senang karena masyarakat Jawa Tengah itu masyarakat yang menghargai perbedaan, menghargai dari luar yang datang dan hidup di sini dan selama ini tidak pernah terjadi gesekan,” tuturnya.
Berto mengatakan saat ini ada ribuan masyarakat dari NTT yang tinggal dan tersebar di seluruh kabupaten kota di Jawa Tengah.
“Iya sudah ribuan, kita belum data resmi tapi secara kabupaten kota itu ada. Artinya kurang lebih sudah sampai ribuan orang,” katanya.
Berto juga mengapresiasi Ganjar yang pernah menggunakan busana adat NTT Ti’i Langga saat bekerja. Berto berharap Ganjar juga bisa mengenakan busana adat NTT lainnya.
Gubernur Ganjar Pranowo berterimakasih pada semangat persatuan dan gotongroyong yang dibawa FKF NTT Jateng. Nantinya panggung nusantara bisa menjadi ajang pengenalan budaya, tak hanya NTT saja.
“Jadi bisa kita tunjukkan apa sih kulinernya, terus kemudian lagunya. Nanti bisa gunakan (gedung) Wisma Perdamaian. Jadi tiap minggu kasih unjuk budayanya, nggak harus saya datang, tapi itu bisa berjalan,” tegasnya.