SERAYUNEWS— Sukarno memilih lokasi Masjid Istiqlal tepat di depan Gereja Katedral. Kemudian, beliau melakukan pemancangan tiang pertama atau groundbreaking pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ribuan umat Islam menyaksikannya.
Karena situasi politik, proyek ini tertunda tujuh belas tahun. Baru kemudian pada tanggal 22 Februari masjid Istiqlal selesai pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Kemudian, tanggal 22 Februari tersebut menjadi sebagai Hari Istiqlal. Kata Istiqlal berasal dari bahasa Arab memiliki arti merdeka. Kata tersebut terpilih sebagai rasa syukur sekaligus simbol kemerdekaan.
Pada 1954, sayembara untuk merancang arsitektur Masjid Istiqlal berlangsung. Menurut Nur, saat itu ada 30 arsitek yang ikut mendaftar. Namun, hanya 22 arsitek yang akhirnya menyerahkan berkas.
Dewan juri yang langsung Sukarno pimpin ini akhirnya menetapkan seorang arsitek Nasrani, Friedrich Silaban, sebagai pemenang sayembara dengan karyanya yang bertajuk Ketuhanan.
Menariknya, sayembara ini tidak meributkan asal-usual atau agama perancangnya. Peraih juara ketiga adalah arsitek Kristen asal Belanda, Han Groenewegen.
Sejak pertama pembangunan Silaban tak pernah absen. Pagi buta, dia sudah berangkat dari rumahnya di Bogor. Dia ingin Masjid Istiqlal berdiri dengan sempurna.
Istiqlal belum rampung ketika Sukarno diganti Soeharto. Order Baru akhirnya memilih Silaban sebagai Wakil Ketua Proyek Istiqlal. Dia bercita-cita Istiqlal selesai sebelum dia meninggal.
Hasilnya bisa kita lihat, Silaban dianggap bisa memadukan unsur Islam dan nasionalisme dalam rancangannya. Misalnya, kubah Masjid Istiqlal memiliki diameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, 1945. Selain itu, ada kubah kecil yang diameternya 8 meter untuk bulan Agustus, untuk tanggal 17 Agustusnya ada tiang sepanjang 17 meter, jadi pas 17 Agustus 1945. Kemudian, terdapat ukiran ayat kursi yang melingkari bagian dalam kubah.
Masjid Istiqlal mempunyai penopang 12 tiang yang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada 12 Rabiul Awwal. Selain itu, Masjid ini memiliki empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Kelima lantai ini melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam ideologi negara Indonesia, Pancasila.
Lalu, di bagian luar masjid, terdapat menara yang memiliki tinggi 6.666 sentimeter. Angka ini melambangkan keseluruhan jumlah ayat dalam Al-Quran. Menara masjid yang hanya berjumlah satu juga melambangkan tanda keesaan Allah. Kemudian, di atas menara ada 30 tiang besi, 30 meter panjangnya, melambangkan 30 juz
Masjid Istiqlal bukan hanya yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Akan tetapi, masjid di jantung kota ibu kota itu mempunyai banyak simbol filosofis. Silaban telah berhasil memberikan kebanggaan pada bangsa ini.
Akhirnya, Silaban menghembuskan napas terakhirnya pada 14 Mei 1984. Untuk mengenang jasanya pada bangsa ini, Jalan Gedong Sawah di Kota Bogor berubah menjadi Jalan F. Silaban. *** (O Gozali)